Kasus Campak Meningkat di Asia Tenggara, Jadi Ancaman Baru ?

Selasa, 20 Mei 2025 | 20:47:01 WIB
Ilustrasi penyakit campak. (YouTube.comNBC/NBC News)

Singapura,sorotkabar.com – Kasus campak dilaporkan kembali meningkat di kawasan Asia Tenggara.

Sebagai penyakit yang sangat menular, campak menyebar melalui droplet pernapasan saat penderita batuk, bersin, atau bahkan bernapas.

Gejala umum mencakup demam tinggi dan ruam kulit. Dalam kondisi berat, campak dapat menimbulkan komplikasi serius hingga menyebabkan kematian.

Singapura, negara pulau yang sempat menyatakan bebas campak pada 2018, kembali mencatatkan kasus baru.

Menurut buletin mingguan Kementerian Kesehatan Singapura, sebanyak 10 kasus campak tercatat hingga pekan yang berakhir pada 10 Mei 2025.

Sementara Malaysia melaporkan 156 kasus terkonfirmasi dalam tiga bulan pertama 2025.

Thailand mencatat lebih dari 1.110 kasus, sedangkan Vietnam menghadapi 40.000 kasus dugaan campak dan lima kematian hingga pertengahan Maret 2025.

Menurut Dr Alex Cook dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock, Universitas Nasional Singapura (NUS), lonjakan kasus campak ini terkait dengan terganggunya program imunisasi akibat pandemi Covid-19.

“Banyak anak tidak mendapatkan vaksin campak yang dijadwalkan selama pandemi, sehingga membuat mereka rentan,” jelas Cook.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia meninggal akibat campak pada 2023. Mayoritas korban adalah anak-anak di bawah usia lima tahun.

Campak dikenal sangat mudah menular dan membutuhkan setidaknya 95% kekebalan populasi untuk mencegah terjadinya wabah.

Menurut Profesor Ooi Eng Eong dari Sekolah Kedokteran Duke-NUS bahwa kasus campak impor memang bisa memicu infeksi lokal.

Sementara negara-negara yang mengalami kebangkitan kasus campak umumnya memiliki tingkat vaksinasi yang rendah.(*) 
 

Terkini