London,sorotkabar.com - Jerman, Prancis, dan Inggris Raya pada Rabu (23/4/2025) secara resmi mendesak Israel untuk membuka blokade bantuan kemanusiaan masuk Gaza.
Seperti dilaporkan AFP,
ketiga negara mengingatkan "risiko akut dari kelaparan, wabah dan penyakit, dan kematian" mengintai populasi di Gaza.
"Ini harus diakhiri" demikan tertulis dalam pernyataan bersama tiga menteri luar negeri dari ketiga negara.
"Kami mendesak Israel untuk segera melanjutkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk menjawab kebutuhan mendesak warga sipil."
Permintaan resmi tiga negara Eropa itu di tengah samakin meningkatnya krisis kemanusiaan di Gaza menyusul 18 bulan perang dan blokade penuh oleh Israel sejak 2 Maret 2025.
PBB juga telah berulang kali mengeluarkan peringatan akan kondisi memburuk Gaza yang dihuni sekitar 2,4 juta jiwa.
"Keputusan Israel untuk memblok bantuan masuk ke Gaza tidak bisa ditoleransi," kata tiga menteri Eropa dalam pernyataan bersamanya.
Mereka juga mengkritisi pernyataan Menteri Pertahanan Israel Katz yang mempolitisasi isu bantuan kemanusiaan dan menggambarkan rencana Israel untuk tetap di Gaza setelah perang "tidak bisa diterima".
"Bantuan kemanusiaan tidak boleh dijadikan alat politik dan teritori Palestina harus tidak dikurangi atau menjadi subjek dari perubahan demografi."
Pekan lalu, Katz mengatakan, Israel akan melanjutkan pencegahan bantuan kemanusiaan masuk Gaza, dengan menyebut blokade sebagai "salah satu tuas penekan penting dalam mencegah Hamas menggunakan bantuan sebagai alat menghadapi warga sipil."
Kantor kemanusiaan PBB memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Jalur Gaza telah mencapai titik paling kritis sejak Israel memulai perang genosidanya pada 7 Oktober 2023. Alasannya, pengiriman bantuan telah diblokir selama 51 hari tanpa jeda.
"Saat ini mungkin merupakan situasi kemanusiaan terburuk yang pernah kita lihat sepanjang perang di Gaza," kata Juru Bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Jens Laerke menjawab pertanyaan Anadolu dalam konferensi pers, Selasa (22/4/2025).
Laerke menggarisbawahi kondisi memprihatinkan yang dihadapi warga sipil di Gaza karena tidak ada bantuan kemanusiaan yang memasuki wilayah kantong Palestina itu selama lebih dari 50 hari dan pasokan barang-barang komersial "bahkan lebih lama lagi."
"Anda dapat melihat kecenderungan yang jelas menuju bencana total," katanya.
Sejak 2 Maret, Israel telah menutup jalur penyeberangan Gaza, serta menghalangi pasokan penting memasuki wilayah kantong Paleatina padat penduduk dan porak poranda akibat kejahatan perang genosida rezim Zionis itu meskipun ada banyak laporan tentang kelaparan di wilayah yang dilanda perang itu.
Tentara Israel melanjutkan serangannya ke Gaza pada 18 Maret, yang menyalahi gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan pada 19 Januari 2025.
Israel telah membunuh lebih dari 51.200 warga Palestina di Gaza sejak melancarkan perang genosida pada 7 Oktober 2023.
Sebagian besar dari para korban tewas itu adalah perempuan dan anak-anak.(*)