Warga Taiwan Bertekad Pertahankan diri Dari Serangan China

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:30:12 WIB
Andalan Indonesia, Anjali Kirana Junarto bakal meladeni wakil Thailand di perempat final Sportama ITF Junior Tribute to Deddy Tedjamukti.(PP Pelti)

Jakarta, sorotkabar.com - Sebagian besar warga Taiwan bersedia mempertahankan pulau mereka dari serangan Cina, menurut sebuah jajak pendapat yang diterbitkan Rabu (09/10).

Sebagian besar juga percaya bahwa kecil kemungkinan serangan itu benar-benar terjadi dalam lima tahun mendatang.
Jajak pendapat yang ditugaskan oleh Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional itu dirilis sehari sebelum Hari Nasional Taiwan, Kamis (10/10).

Jika Beijing menyerang, 67,8% dari 1.214 orang yang disurvei mengatakan akan "sangat bersedia atau agak bersedia" berperang demi membela Taiwan. Sementara 23,6% mengatakan tidak bersedia.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Hampir 64% mengatakan "ambisi teritorial" Cina di Taiwan adalah "ancaman serius." Pada saat yang sama, 61% mengatakan kecil kemungkinan Cina akan menyerang dalam waktu dekat.

Sekitar 52% responden mengatakan yakin sekutu utama Amerika Serikat (AS) akan membantu melawan kemungkinan invasi Cina. Namun, hanya 40% yang percaya bahwa AS akan mengirim angkatan lautnya untuk "mematahkan" kemungkinan blokade oleh Cina.

Intelijen AS: Cina mungkin menginvasi pada 2027
Cina, yang meyakini Taiwan adalah bagian dari wilayahnya, menggelar latihan militer hampir setiap hari di laut sekitar pulau tersebut. Tahun lalu, Direktur CIA William Burns mengatakan ada intelijen yang mengindikasikan bahwa Presiden Cina Xi Jinping bermaksud menginvasi Taiwan pada 2027.

Menjelang pidato utama Presiden Taiwan Lai Ching-te pada hari Kamis, Beijing mengecam "permusuhannya" terhadap Cina. Selama ini, Lai sangat vokal membela kemerdekaan Taiwan.

Cina tuduh AS menyiram bensin ke api konflik
Saat Taiwan mempersiapkan peringatan hari kemerdekaannya, Cina menuduh Presiden Taiwan Lai Ching-te meningkatkan situasi "permusuhan".

Cina dan Taiwan berpisah pada akhir perang saudara tahun 1949. Cina menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya yang pada akhirnya harus dipersatukan kembali, jika perlu dengan kekerasan.

Tiga anggota Kongres AS akan menjadi tamu asing yang hadir saat Lai menyampaikan pidato Hari Nasionalnya, yang kemungkinan akan menyinggung kebijakan Cina di pulau itu.

Juru bicara pertahanan Cina Wu Qian mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat "menyiram bensin ke api masalah Taiwan" dengan menyediakan senjata ke Taipei, dan "mendorong Taiwan selangkah demi selangkah ke dalam situasi perang yang berbahaya."

Presiden Cina Xi Jinping baru-baru ini menggunakan perayaan hari nasional negaranya untuk menegaskan kembali seruannya bagi penyatuan kembali Cina dan Taiwan.

"Mencapai penyatuan kembali nasional yang lengkap adalah aspirasi bersama rakyat Cina," kata Xi.(*) 

Terkini