Ancaman OPM di Tengah Kunjungan Menhan-Menkeu ke Nduga

Ancaman OPM di Tengah Kunjungan Menhan-Menkeu ke Nduga
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Menkeu Sri Mulyani melakukan kunjungan kerja ke Kenyam, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (7/6/2025). Dok Damai Cartenz

Wamena, sorotkabar.com - Kerja langsung Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani ke wilayah-wilayah di Papua disebut untuk sinergitas pertahanan dan keuangan.

Menhan Sjafrie melalui siaran persnya menyampaikan, kedatangannya ke wilayah-wilayah konflik di Bumi Cenderawasih bersama Menkeu Sri untuk melihat langsung kondisi dan keadaan personel, serta keamanan. 

“Kunjungan kerja langsung kedua menteri ke garis depan Papua ini menunjukkan komitmen Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan untuk saling bersinergi menopang terwujudnya keamanan dan stabilitas nasional.

Meskipun berhadapan dengan sejumlah risiko di daerah rawan konflik,” begitu kata Sjafrie melalui siaran Biro Infohan Setjen Kemenhan yang diterima wartawan di Jakarta, Sabtu (7/6/2025). 

Sjafrie dan Sri datang ke Papua. Keduanya tiba di Timika, Kabupaten Mimika di Papua Tengah, pada Sabtu (7/6/2025).

Dari lokasi tersebut, rombongan kedua menteri dengan pesawat udara langsung menuju ke Kenyam, yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Wilayah yang terakhir yang dikunjungi tersebut merupakan salah-satu daerah paling rawan di Bumi Cenderawasih.

Di Nduga dalam lima tahun belakangan, merupakan wilayah yang selama ini menjadi basis keberadaan kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kedatangan Sjafrie dan Sri ke wilayah tak aman itu merupakan kali pertama sebagai menteri.

Sekaligus menteri-menteri pertama dalam 15 tahun terakhir yang bertandang langsung ke wilayah Nduga.

Wilayah yang berada di Papua Pegunungan itu selama ini juga menjadi salah-satu daerah paling banyak pengungsian dari kalangan masyarakat yang mencari aman dari konflik bersenjata antara pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI)-Polri dengan kelompok separatis bersenjata. Di Nduga, diketahui bercokol kelompok separatis yang dikepalai Egianus Kogeya.

Keberadaan Sjafrie dan Sri di Nduga membuat pengamanan keduanya dilakukan ketat. Pasukan Satgas Habema dari TNI, dan personel Satgas Damai Cartenz diterjunkan untuk memastikan keamanan kedua menteri itu saat kunjungan.

Dan khusus Menkeu Sri, sembilan personel perempuan dari Satgas Damai Cartenz melakukan pengawalan khusus.

Adapun Sjafrie dan Sri dari dokumentasi foto dan video yang diterima Republika memperlihatkan keduanya mengenakan rompi antipeluru saat berada di Kenyam, Nduga. Keduanya, juga mengunjungi Pos Komando Taktis (Poskotis) Yonif 733/Masariku.

“Kunjungan kali ini merupakan kunjungan yang pertama untuk menteri keuangan ke daerah rawan konflik di Nduga, Papua,” begitu kata Sjafrie.

“Menteri keuangan juga mengunjungi pasukan yang bertugas di garda terdepan di daerah rawan konflik, serta mengecek perlengkapan yang digunakan di daerah penugasan,” ujar Sjafrie.

“Selama kegiatan kunjungan tersebut delegasi dan Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan semuanya mengenakan rompi anti peluru, karena memang daerah tersebut termasuk daerah berisiko tinggi di Papua,” sambung Sjafrie.

Sjafrie menerangkan, membawa Menkeu Sri ke wilayah-wilayah rawan di Papua untuk memberikan gambaran langsung atas situasi keamanan di Bumi Cenderawasih.

Karena kata Sjafrie, selama ini perlu ada pengetahuan langsung tentang situasi keamanan, dan keadaan prajurit di wilayah konflik yang menjadi tanggung jawab di Kemenhan, pun juga yang membutuhkan peran Kemenkeu sebagai penopang logistik.

“Melalui kunjungan ini, tercermin sinergi antara pertahanan negara, dengan keuangan negara dalam menjaga kedaulatan, sekaligus simbol memperkuat kerja sama lintas kementerian dalam memperkuat stabilitas nasional,” kata Sjafrie.

Selama di Nduga, Sjafrie dan Sri juga memberikan paparannya kepada penyelenggara negara di level kabupaten tersebut.

Dan dari dokumentasi video yang diterima Republika, Sri Mulyani mengakui perlunya melihat langsung kondisi dan situasi masyarakat, serta personel keamanan di Nduga. “Tentu dengan melihat sendiri, kita sekarang bisa memahami secara lebih baik situasi yang dihadapi (di Nduga).

Karena kalau hanya melihat angka-angka di pusat, itu nggak terlihat situasi (yang) benar-benar di hadapi, tantangan yang dihadapi,” begitu kata Sri.

Ancaman OPM..

Kerja lapangan yang dilakukan Sjafrie dan Sri Mulyani ke Nduga, bukannya tanpa ancaman.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang merupakan sayap bersenjata OPM menegaskan Nduga adalah wilayah perangnya dengan pasukan TNI-Polri. 

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menegaskan kelompoknya akan mencari keberadaan pilot yang menerbangkan Sjafrie dan Sri ke wilayah tersebut. Karena menurut kelompok bersenjata itu, sebagai wilayah perang, Nduga dilarang untuk dilintasi penerbangan sipil.

“Nduga adalah wilayah operasi TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma, dan juga sebagai wilayah perang.

Maka semua penerbangan sipil yang telah melanggar hukum humaniter internasional telah bekerja sama dengan militer Indonesia untuk penderopan petinggi militer Indonesia dan pasukannya ke Nduga, maka siap ditembak kapan saja, dan di mana saja,” ujar Sebby.

TPNPB-OPM memasukkan Pilot Emanuel Dumupa, dan Co Pilot Alan Satria Purnama yang membawa Sjafrie dan Sri ke Nduga, masuk dalam target operasi pembunuhan.

Sebelum kunjungan kerja Menhan Sjafrie dan Menkeu Sri ke Nduga, TPNPB-OPM berkali-kali menyampaikan ancamannya kepada masyarakat sipil, khususnya pendatang.

Baru-baru ini, kelompok separatis bersenjata itu mengultimatum masyarakat non-Papua di Wamena, Jayawijaya, di Papua Pegunungan untuk angkat kaki dari Bumi Cenderawasih.

Ancaman tersebut menyusul penyampaian terbuka TPNPB-OPM yang akan kembali menguasai wilayah Lembah Pegunungan Tengah itu.

“Manajemen markas pusat TPNPB-OPM mengingatkan kepada seluruh warga imigran (non-Papua) yang sedang mencari makan di Wamena untuk segera keluar dari Wamena, jangan tinggal di Papua,” kata Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambon, Jumat (6/6/2025).

Sebby mengatakan, TPNPB-OPM tak akan pandang bulu terhadap siapapun yang akan menjadi target penyerangan kelompok separatis tersebut.

“Peringatan ini, dikeluarkan oleh manajemen markas pusat TPNPB demi keamanan anda, dan nyawa anda ditanggung sendiri jika tidak mengindahkan,” ujar Sebby. (*) 
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index