Pekanbaru, sorotkabar.com - Anggota DPRD Riau, Hardianto meminta pemerintah daerah melakukan rekayasa cuaca.
Mengingat saat ini cuaca panas ekstrem selain bisa memicu kebakaran lahan juga berdampak pada kesehatan.
"Suhu udara belakangan ini memang terasa sangat panas terutama siang hari. Bahkan malam hari juga bikin gerah. Biasanya akhir tahun ini kan masuk musim penghujan. Dengan cuaca seperti ini tidak bisa diprediksi. Silahkan pemerintah melakukan intervensi dengan kebijakan seperti rekayasa cuaca dengan hujan buatan," sebut Hardianto di Pekanbaru, Senin (28/10/2024).
Informasi dari BMKG Pekanbaru suhu udara di Riau panas menyengat, efek Siklon Tropis Kong-Rey yang menyusul setelah Trami di Filipina. Siklon Trami sebelumnya sudah menarik massa udara panas ke wilayah Riau. Akibatnya suhu siang hari tetap tinggi, walau memasuki awal musim hujan.
Rekayasa cuaca, kata Hardianto, bisa dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi cuaca panas yang berdampak bagi kesehatan jika tidak segera ditanggulangi.
Hardianto mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan. Bisa dengan rutin konsumsi buah, sayur, dan banyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi saat cuaca panas terik.
Politisi Partai Gerindra ini menyebut selain fenomena alam yang mengakibatkan cuaca ekstrem, penyebab lainnya bisa berasal dari kebakaran hutan dan lahan yang masih saja terjadi di Riau. Penanganan Karhutla tidak terlepas dari kerja sama Pemprov, pemerintah kabupaten/kota dan juga instansi terkait.
"Kawan-kawan kita yang mendapat amanah memimpin kabupaten kota, ayo jadikan penanganan Karhutla ini sebagai kerja prioritas. Ini terjadi setiap tahun, artinya ada pembelajaran dari kejadian sebelumnya," sebutnya dikutip dari Antarariau.
Selama ini, kata dia, pihak kepolisian sudah berkontribusi aktif dalam melakukan pemadaman. Upaya ini juga harus ditindaklanjuti dengan melakukan pencegahan munculnya titik api.
Selain rekayasa cuaca, Hardianto juga meminta pemerintah bersama masyarakat melaksanakan Salat Istisqa sebagai salat sunnah muakkadah yang dikerjakan untuk menurunkan air hujan. (*)