P2B UIN Sultan Syarif Kasim Riau (hingga enam tahun sebelumnya) juga telah menoreh sejarah pada perintisan berdirinya Konsorsium Pusat-Pusat Bahasa di lingkungan PTKIN selama dua hari, yakni mulai tanggal 3 hingga 4 Mei 2018 di Hotel Alpha Pekanbaru-Riau dengan key note speaker, Prof Dr M Arskal Salim GP MA, selaku Direktur Diktis yang diikuti oleh seluruh utusan Pusat Pengembangan Bahasa (P2B) dari masing-masing IAIN dan UIN yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tidak hanya itu, P2B UIN Sultan Syarif Kasim Riau, juga telah menjadi role-model dalam memusatkan proses pembelajaran bahasa pada P2B.
Berselang P2B berumur dua dasawarsa (20 puluh tahun, dari tahun 2004 berdirinya P2B sampai tahun 2024), tsunami yang menimpa P2B apakah akan dikembalikan kepada fungsinya secara utuh dengan perekrutan dan penempatan dosen pengampu mata kuliah sesuai dengan
kualifikasinya?
- Baca Juga Sewindu Mengarungi Disrupsi Multidimensi
Hingga saat ini pengelolaan perkuliahan Bahasa Arab dan Inggris yang diserahkan kepada prodi-prodi fakultas telah berdampak pada (1). Perekrutan dan penempatan
dosen-dosen yang mengajar telah banyak menyimpang dari profesionalitas dan prinsip-prinsip
kompetensi, (2). Ketidak seragaman tujuan dan capaian pembelajaran karena dosen-dosen yang
mengajar tidak memiliki kurikulum pembelajaran Kuliah Bahasa Arab dan Inggris, dan (3). Kurangnya SKS mengajar bagi dosen-dosen Bahasa Inggris pada Prodi PBI.
Apakah keadaan yang sedemikian masih diteruskan atau apakah kalau tersesat jalan, akan kembali ke pangkal jalan? Namun setelah hampir empat tahun kesesatan itu berjalan (2020-2024) akan tetap berlanjut?
Penulis:D
DR.Kalayo Hasibuan, M.Ed-TESOL
Kepala P2B Periode 2010-2018