Indonesia-Korsel Jajaki Kerja Sama Restorasi Mangrove

Indonesia-Korsel Jajaki Kerja Sama Restorasi Mangrove
Direktur Rehabilitasi Mangrove, Kementerian Kehutanan Ristianto Pribadi (kiri) memimpin delegasi Indonesia melakukan pertemuan bilateral dengan Delegasi Korsel dipimpin Deputy Minister of Oceans and Fisheries Jeong-ho Seo (dua dari kanan), di sela-sela Ko

Jakarta,sorotkabar.com - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) menjajaki peluang kerja sama di bidang restorasi mangrove atau gambut dan pengembangan karbon biru (blue carbon) untuk memperkuat aksi iklim kedua negara.

Hal itu mengemuka dalam pertemuan bilateral antara Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Korea (Korsel), di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim COP30, di Belém, Brasil, pada Rabu (12/11).

Direktur Rehabilitasi Mangrove, Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI Ristianto Pribadi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menyatakan Pemerintah RI menyambut baik inisiatif kerja sama dengan Korsel karena akan memperkuat kolaborasi global dalam pengelolaan mangrove dan pengembangan blue carbon.

"Kolaborasi ini diharapkan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin global dalam konservasi mangrove dan menjadi tonggak baru kemitraan strategis Indonesia-Korea di bidang lingkungan dan iklim," ujarnya.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Ristianto menjelaskan kepada delegasi Korsel bahwa Indonesia telah merehabilitasi lebih dari 165 ribu hektare kawasan mangrove, dengan total luas mencapai 3,44 juta hektare, atau sekitar 23 persen dari total ekosistem mangrove dunia.

"Upaya ini bukan hanya untuk menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, tetapi juga bagian dari strategi nasional menuju FOLU Net Sink 2030," katanya.

Sementara itu delegasi Korsel yang dipimpin Deputy Minister of Oceans and Fisheries Jeong-ho Seo menyampaikan minat besar terhadap pengalaman Indonesia dalam merehabilitasi mangrove dan komitmen untuk menjajaki program kerja sama konkret di sektor pesisir.

"Kami terkesan dengan capaian Indonesia dan ingin berkontribusi melalui kerja sama teknologi, riset, dan inovasi untuk memperkuat ketahanan pesisir," ujar Jeong-ho Seo.

Korsel, katanya lagi, juga tertarik untuk mendukung pembangunan World Mangrove Center (WMC) yang diinisiasi Indonesia sebagai pusat pengetahuan dan kolaborasi internasional di bidang konservasi mangrove.

Sebagai tindak lanjut, kedua pihak sepakat membentuk tim teknis untuk membahas rencana kerja sama secara lebih detail dengan Global Green Growth Institute (GGGI), Indonesia berperan sebagai fasilitator dalam penyusunan dan pelaksanaan program restorasi mangrove serta pengembangan blue carbon.(*)

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index