Belasan Kerbau Mati Mendadak di Kampar, Petugas masih Menyelidiki Apa Penyebabnya

Belasan Kerbau Mati Mendadak di Kampar, Petugas masih Menyelidiki Apa Penyebabnya
Kerbau mati mendadak di Kampar.(ilustrasi/int)

KAMPARsorotkabar. com
Penyebab kematian mendadak belasan kerbau di Desa Mentulik, Kecamatan Kampar Kiri Hilir masih terus diselidiki Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan (Disbunnak Keswan) Kabupaten Kampar.

Plh Kabid Keswan Dibunnak Kampar, drh Taufik Bahar menyampaikan, tim dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) terdekat telah melakukan penelusuran ke lokasi kejadian. Namun, belum ada hasil pasti yang mengungkap alasan kematian tersebut.

“Jumlah kerbau yang mati tercatat sebanyak 14 ekor, yang dimiliki empat peternak. Namun, penyebab kematian belum bisa dipastikan,” kata Taufik Rabu (18/9/2024).

Taufik menjelaskan, kesulitan dalam mengidentifikasi penyebab kematian ini terkait dengan polarisasi pemeliharaan kerbau secara ekstensif.

Hewan-hewan ternak dibiarkan berkeliaran bebas di alam, yang memungkinkan mereka terpapar berbagai penyakit, termasuk Septicaemia Epizootica (SE) atau lebih dikenal sebagai penyakit Ngorok Kerbau dan infeksi parasit darah.

"Karena pola pemeliharaan ekstensif, dugaan kami mengarah pada SE dan parasit darah. Namun, tanpa sampel, sulit memastikan," ujarnya.

Salah satu tantangan utama, lanjut Taufik, adalah tidak adanya kesempatan untuk mengambil sampel dari bangkai kerbau karena kondisinya sudah membusuk atau rusak saat ditemukan.

"Wilayah Kampar memang termasuk daerah endemik SE dan parasit darah. Itu sebabnya dugaan kami kuat mengarah ke sana," tambahnya.

Meski demikian, petugas di lapangan terus melakukan pemantauan terhadap ternak lain yang ada di sekitar lokasi.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai hewan ternak lain yang menunjukkan gejala serupa atau mengalami kematian.

"Informasi dari lapangan menunjukkan, ternak lainnya saat ini dalam kondisi sehat, tidak ada yang sakit atau mati," ungkap Taufik.

Selain itu, Taufik menyoroti tantangan lain dari pola pemeliharaan ekstensif, terutama dalam hal pencegahan penyakit melalui vaksinasi.

Karena ternak dibiarkan liar, vaksinasi menjadi sulit dilakukan, dan kontrol kesehatan hewan juga terbatas.

Kasus kematian kerbau pertama kali terjadi pada Sabtu (7/9/2024) lalu, seperti diungkap Usman Ali, seorang peternak setempat.

Menurutnya, kematian tersebut berlangsung hingga Selasa (10/9/2024), yang membuat warga semakin khawatir.

“Kami sangat kaget melihat banyak kerbau mati mendadak. Hal ini tentu membuat kami khawatir sebagai peternak,” tukas Usman.(*)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index