Pemda dan Investor Didorong Kebut Proyek Sampah Jadi Energi Listrik 

Pemda dan Investor Didorong Kebut Proyek Sampah Jadi Energi Listrik 
Pemda dan Investor Didorong Kebut Proyek Sampah Jadi Energi Listrik (Foto: PLN)

Jakarta,sorotkabar.com- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk aktif berkolaborasi dengan investor dalam mengembangkan Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) atau waste to energy. 

Tito menekankan, keberhasilan PSEL sangat bergantung pada sinergi antara Pemda, investor, serta dukungan teknis dari Kemendagri. Pemda memiliki tanggung jawab menyediakan lahan, memastikan infrastruktur dasar seperti jalan, air, dan listrik, serta menjamin pasokan sampah minimal 1.000 ton per hari untuk operasional PSEL.

Sementara itu, investor bertanggung jawab pada pembangunan dan pengelolaan fasilitas insinerator, dengan mekanisme kerja sama yang memitigasi risiko, termasuk kekurangan pasokan sampah atau kondisi kahar seperti bencana alam. Skema ini memastikan aset PSEL tidak terbengkalai dan program tetap berjalan berkelanjutan.

Kemendagri berperan mengawal implementasi di lapangan, memastikan Pemda menyiapkan lahan dan infrastruktur sesuai standar, serta mendukung koordinasi antardaerah, terutama bagi proyek PSEL yang dikelola secara aglomerasi. Saat ini, 33 titik lokasi prioritas telah diidentifikasi untuk pembangunan PSEL, termasuk 10 daerah prioritas pertama.

Program PSEL tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan mengurangi beban TPA, tetapi juga menghasilkan energi terbarukan yang langsung diserap PLN. Pemerintah bahkan menghapus sistem tipping fee untuk meringankan beban Pemda.

"PSEL adalah terobosan strategis. Kolaborasi Pemda, investor, dan pemerintah pusat menjadi kunci suksesnya, sekaligus mendukung kemandirian energi nasional,” ujar Tito di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Program PSEL juga diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, karena menghadirkan lapangan kerja baru mulai dari pengumpulan sampah, transportasi, pengolahan, hingga distribusi energi. Hal ini membuat program tidak hanya berfokus pada lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi nyata bagi masyarakat.

Selain itu, teknologi insinerator yang digunakan PSEL mampu mengurangi volume sampah hingga 90%, sehingga TPA tidak cepat penuh dan kota menjadi lebih bersih. Dengan pengelolaan berbasis data, Pemda dan investor dapat memastikan volume sampah terpenuhi secara konsisten untuk produksi energi yang optimal.

Keberhasilan PSEL menjadi model nasional pengelolaan sampah berkelanjutan. Sinergi yang kuat antara pusat, Pemda, dan investor tidak hanya mendukung energi terbarukan, tetapi juga memperkuat peran Kemendagri dalam memastikan implementasi program berjalan lancar, aman, dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.(*) 
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index