5 Hektare Lahan TNTN Terbakar, Polisi Selidiki Unsur Kesengajaan

Selasa, 22 April 2025 | 16:37:41 WIB
5 Hektare Lahan TNTN Terbakar, Polisi Selidiki Unsur Kesengajaan

Pekanbaru,sorotkabar.com - Sekitar 5 hektare lahan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), tepatnya di Resor Lancang Kuning, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, terbakar pada akhir pekan lalu.

Peristiwa ini mengancam habitat satwa liar seperti gajah dan harimau yang hidup di kawasan tersebut.

Pasca kebakaran, aparat kepolisian dari Polres Pelalawan langsung memasang garis polisi (police line) di lokasi untuk kepentingan penyelidikan.

“Kami sudah turun ke lokasi dan memasang garis polisi di area lahan terbakar di kawasan TNTN,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pelalawan, AKP I Gede Yoga Eka Pranata, Selasa (22/4/2025).

Dijelaskannya, berdasarkan pantauan melalui Aplikasi Dasbor Lancang Kuning (DLK), kebakaran terjadi di dalam kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, dengan lima titik koordinat.

Yakni di koordinat 0°08'30.6" LS, 101°52'25.0" BT, 0°08'39.9" LS, 101°52'19.3" BT, 0°08'40.6" LS, 101°52'22.9" BT, 0°08'54.7" LS, 101°52'28.7" BT dan 0°09'04.2" LS, 101°52'22.8" BT.

Menurut Yoga, dari hasil penyelidikan sementara, 5 hektare lahan tersebut terbakar pada Jumat (18/4/2025). Diduga, kebakaran terjadi akibat aktivitas pembukaan lahan secara ilegal.

“Fakta di lapangan menunjukkan indikasi pembakaran dengan sengaja. Terdapat bekas tumbang pohon kayu yang ditebang, lalu dibersihkan dengan cara dibakar,” ungkap Yoga.

Hingga kini, pihak kepolisian masih menyelidiki pemilik lahan tersebut. Bahkan, batas lahan atau sempadan di area yang terbakar sebagian masih berupa hutan dan belum diketahui kepemilikannya.

“Saat kami berada di lokasi, tidak ditemukan satu pun pekerja atau pihak yang mengaku sebagai pemilik lahan. Saat ini kondisi lahan sudah padam, hanya tersisa asap pada tunggul-tunggul kayu,” kata Yoga.

Untuk mendalami kasus ini, polisi juga telah meminta keterangan dari Kepala Desa Lubuk Kembang Bunga dan pihak pengelola TNTN.

Sebelumnya, Kepala Balai TNTN, Heru Sutmantoro, mengatakan kebakaran pertama kali diketahui dari laporan masyarakat serta petugas di lapangan.

“Lahan seluas lima hektare di dalam kawasan TNTN terbakar. Lokasinya memang rawan gangguan dari masyarakat,” ungkap Heru.

Heru menyebut, kawan yang terbakar merupakan lahan mineral yang telah dirambah masyarakat dengan cara tradisional dan rencananya akan dijadikan perkebunan kelapa sawit.

Pemadaman sempat mengalami kendala karena keterbatasan akses menuju lokasi. Namun, api akhirnya dapat dipadamkan setelah hujan deras turun.

“Alhamdulillah, kebakaran bisa dipadamkan berkat bantuan hujan. Saat ini kami bekerja sama dengan kepolisian untuk menyelidiki penyebab kebakaran tersebut.

Yang jelas, kawasan TNTN kini banyak ditanami sawit. Dulu kawasan hutan, lalu dibuka, menjadi semak belukar, dan kini kembali dibuka lagi,” jelasnya.

Heru juga mengungkapkan bahwa pelaku perambahan kerap mengelabui petugas dengan membuka lahan sesaat setelah patroli usai dilakukan.

“Mereka pintar mencari celah. Begitu tahu petugas sudah selesai patroli, mereka langsung bergerak membuka lahan. Kami seperti bermain kucing-kucingan dengan para perambah,” pungkasnya.(*) 
 

Terkini