KLH Ungkap 3 Krisis yang Dihadapi Dunia

Kamis, 11 Desember 2025 | 19:05:14 WIB
Tuvalu, negara pulau di Pasifik selatan yang diprediksi bakal tenggelam akibat perubahan iklim. (YouTube.com/KabarPedia)

Jakarta,sorotkabar.com – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyampaikan saat ini dunia sedang menghadapi tiga krisis (triple planetary crisis), yakni perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi.

Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon (PPITKNEK) KLH, Ary Sudijanto, mengatakan tingkatan krisis yang dialami dunia, termasuk Indonesia, sudah berada pada level yang mengancam keberadaan umat manusia.

Apabila masyarakat, termasuk pelaku usaha, tidak melakukan upaya untuk keluar dari krisis ini, Ary memperingatkan umat manusia akan menghadapi ancaman serius terhadap keberadaan di Bumi.

"Kepunahan dinosaurus itu karena perubahan iklim. Ini yang kemudian mengancam kita sekarang," ucap Ary seperti dilansir dari Antara, Kamis (11/12/2025).

Perubahan iklim yang terjadi pada masa dinosaurus, tutur dia, disebabkan oleh tabrakan asteroid yang memicu perubahan iklim ekstrem sehingga suhu bumi menurun drastis.

"Itu adalah peristiwa alami yang tidak bisa dihindari. Tetapi, perubahan iklim yang terjadi sekarang adalah ulah kita, akibat kita. Berarti kita yang harus melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya," kata dia.

Bencana yang melanda Pulau Sumatera pada akhir November lalu merupakan bukti nyata dari bahaya krisis iklim. Ia menjelaskan sebelumnya siklon tropis tidak pernah terjadi di sana, tetapi kini mulai bermunculan.

"BNPB menyatakan untuk bisa mengembalikan infrastruktur dan sebagainya dibutuhkan Rp 52 triliun, kemudian Celios menyampaikan untuk memulihkan kondisi lingkungannya dibutuhkan Rp 50 triliun," ujarnya.

Oleh karena itu, Ary mengingatkan bahwa upaya transisi energi, termasuk menaati standar-standar environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola) (ESG), bukanlah sebuah beban.

Transisi energi juga merupakan langkah untuk melindungi diri dari perubahan iklim yang mengancam umat manusia. Dari segi bisnis, lanjut dia, transisi energi justru melindungi kegiatan usaha, sebab bencana-bencana yang terjadi akan menghambat proses bisnis.

"Dengan kejadian bencana hidrometeorologi di Sumatera bagian utara pasti akan menjadi gangguan, hambatan, pukulan bagi bisnis di sana," kata Ary.(*)

Halaman :

Terkini