Hijaukan Pesisir Bitung, ASDP Tanam 3.000 Bibit Mangrove

Senin, 10 November 2025 | 21:09:56 WIB
ASDP tanam 3.000 mangrove di Bitung bersama Jejakin untuk jaga ekosistem pesisir, kurangi emisi karbon, dan dukung tujuan pembangunan berkelanjutan.

Jakarta,sorotkabar.com - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kembali menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan melalui aksi nyata di pesisir Mawali, Bitung, Sulawesi Utara. Pada Kamis (6/11) pekan lalu, perusahaan pelat merah ini menanam 3.000 bibit mangrove di sepanjang garis pantai sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Langkah ini menjadi simbol harapan baru bagi ekosistem pesisir sekaligus bentuk kontribusi ASDP dalam mengurangi emisi karbon dan memperkuat benteng alami di wilayah pantai. Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar rutinitas perusahaan, melainkan wujud keseriusan menjaga keberlanjutan bumi.

“Lingkungan adalah ruang hidup bagi manusia dan seluruh ekosistem. Menjaganya berarti menjaga masa depan. Kami berharap penanaman mangrove ini menjadi langkah nyata menuju masa depan yang lebih hijau,” ujar Heru melalui keterangan resmi, Minggu (9/11/2025).

Program ini dijalankan melalui kolaborasi antara ASDP dan platform lingkungan Jejakin. Kolaborasi tersebut tidak hanya berfokus pada penanaman, tetapi juga memastikan keberlanjutan melalui pemantauan pertumbuhan, penghitungan karbon yang terserap, hingga pelaporan berkala yang dapat diukur.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan tiga bulan setelah penanaman untuk memastikan bibit tumbuh dengan baik. “Jika tingkat kelangsungan hidup berada di bawah 10 persen, kami akan melakukan penyulaman untuk mengganti bibit yang gagal bertahan. Prinsipnya, bukan hanya menanam, tetapi memastikan ia tumbuh,” kata Shelvy.

Manfaat dari penanaman mangrove dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar. General Manager ASDP Bitung, Rudy Mahmudi, menyebut bahwa keberadaan mangrove tidak hanya menjaga stabilitas pantai dari abrasi, tetapi juga menghidupkan kembali habitat biota laut yang sempat menipis.

“Mangrove adalah benteng alami. Ia mencegah abrasi, memulihkan ekosistem, dan membuka peluang bagi masyarakat pesisir untuk mengembangkan ekowisata maupun sektor perikanan. Ini bukan hanya soal alam, tetapi juga pemberdayaan,” ujarnya.

Program ini selaras dengan komitmen ASDP untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin 13 tentang penanganan perubahan iklim dan poin 15 mengenai ekosistem daratan.  Shelvy menambahkan, “Penanaman mangrove secara langsung berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati.”

Upaya ASDP menanam mangrove di Bitung melanjutkan langkah sebelumnya. Pada 2023, perusahaan ini menanam 1.000 mangrove di Jepara, kemudian 2.000 di Kayangan, NTB, pada 2024. Dengan kegiatan di Bitung tahun ini, total 6.000 bibit mangrove telah ditanam di tiga wilayah berbeda sebagai bukti nyata komitmen perusahaan terhadap pelestarian alam.

“Kami ingin program ini terus berlanjut, tidak hanya sebagai aksi tanam pohon, tetapi sebagai gerakan menumbuhkan kesadaran kolektif. Menjaga bumi adalah warisan bersama, dan menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjaganya bagi generasi yang akan datang,” tutup Shelvy.(*)

Halaman :

Terkini