Ketahanan Pangan Nasional Didukung Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan

Rabu, 08 Oktober 2025 | 23:46:20 WIB
ANTARA/Aloysius Jarot NugrohoDalam program Polriran, inovasi ini mengubah sampah organik seperti sisa sayuran dan buah, daun kering, hingga limbah (Rep)dapur diolah menjadi eco-enzyme maupun pupuk kompos. (ilustrasi)

Jakarta,sorotkabar.com -- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan Polri mendukung program ketahanan pangan yang digagas oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Sigit mengatakan, Polri melakukan berbagai inovasi guna mendukung program ini. 

Sigit menyebut salah satu inovasi Polri adalah pemanfaatan bibit unggul hibrida P27 dan pupuk Tekno MIGO Presisi Bhayangkara. Kedua inovasi ini diklaim mampu meningkatkan hasil panen. “Guna mendukung program ketahanan pangan, beberapa waktu yang lalu kami telah melakukan berbagai inovasi, salah satunya pemanfaatan bibit unggul hibrida P27 dan pupuk Tekno MIGO Presisi Bhayangkara guna meningkatkan hasil panen dari 4 ton per hektare menjadi 9 hingga 14 ton per hektare,” kata Jenderal Sigit dalam paparannya pada kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV di Tangerang, Banten, Rabu (8/10/2025).

Ia menambahkan, ratusan bintara dengan kompetensi khusus pertanian telah direkrut. Mereka diharapkan mampu mengoptimalkan pengolahan lahan dan hasil produksi. “Termasuk merekrut 333 orang bintara kompetensi khusus pertanian untuk mengoptimalkan pengolahan dan hasil produksi,” ujarnya.

Selain itu, Kapolri mengungkapkan, saat ini Polri bekerja sama dengan berbagai universitas, salah satunya Universitas Sriwijaya, untuk mengolah tanaman eceng gondok menjadi pupuk organik. Ia menjelaskan, pupuk ini memiliki kandungan unsur hara yang sangat baik serta bernilai ekonomis tinggi, dengan biaya produksi untuk satu hektare lahan sebesar Rp773.000 atau 86 persen lebih hemat dibandingkan penggunaan pupuk kimia yang mencapai Rp5,9 juta per hektare.

Sampah jadi pupuk

Lebih lanjut, inovasi lainnya adalah program Polriran atau Polisi Peduli Pengangguran Polda Banten. Dalam program ini, sampah organik seperti sisa sayuran dan buah, daun kering, hingga limbah dapur diolah menjadi eco-enzyme maupun pupuk kompos.

“Selain itu, kami juga melakukan pembudidayaan kelinci di Provinsi Bangka Belitung, di mana kotoran kelinci tersebut kami manfaatkan sebagai pupuk organik,” ungkapnya.

Dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah, Polri bersama Universitas Lambung Mangkurat juga telah mengolah lahan basah dengan tingkat keasaman pH di bawah 5 menjadi lahan produktif dengan memanfaatkan batu asal Korea. Inovasi ini mampu menetralkan keasaman serta meningkatkan pH tanah, sehingga pada lahan basah seluas lima hektare di Kalimantan Selatan telah dilakukan empat kali panen dengan rata-rata produksi mencapai delapan ton per hektare.

“Untuk mendukung produktivitas lahan, Polri juga memanfaatkan teknologi Solar Water Pump yang menggunakan panel surya berkapasitas 5.680 watt untuk menggerakkan pompa air. Teknologi ini mendukung sistem irigasi pertanian secara efisien dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Di sisi lain, ia mengungkapkan, Polri turut memanfaatkan teknologi Watergen yang mampu menghasilkan 100 hingga 350 liter air bersih per hari dari kelembapan udara. Teknologi ini, katanya, memberikan solusi bagi daerah pertanian kering agar ketersediaan air tetap terjaga untuk menunjang produktivitas.

“Sebagai pelengkap dari seluruh rangkaian dukungan dari hulu hingga hilir, kami laporkan kepada Bapak Wakil Presiden bahwa pembangunan 18 unit gudang ketahanan pangan Polri di 12 provinsi dengan kapasitas total 18 ribu ton, yang sebelumnya dilakukan groundbreaking di Bengkayang oleh Bapak Presiden RI pada 5 Juni 2025, telah selesai 100 persen. Sebagai langkah awal, gudang di Provinsi Jawa Barat akan diisi 100 ton jagung hasil panen yang juga diikuti oleh gudang Polri lainnya,” katanya.(*) 
 

Terkini