Pekanbaru,sorotkabar.com - Sejumlah tokoh masyarakat Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Bina Widya, Pekanbaru, mendesak pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau maupun Dishub Kota Pekanbaru agar meningkatkan pengawasannya terhadap arus lalu-lintas di persimpangan lampu merah Garuda Sakti, Panam, menyusul kejadian tragis yang menewaskan seorang mahasiswi di persimpangan itu, Selasa (29/7/2025) siang kemarin.
Seorang mahasiswi; Athyfa Raissa Agusti (18), meninggal dunia di tempat usai motor yang ditumpanginya bersenggolan dengan sebuah dump truck di dekat persimpangan lampu merah Garuda Sakti, Kecamatan Bina Widya, Selasa siang kemarin sekitar pukul 12.53 WIB.
Ketika itu sepeda motor Honda Beat Street BA 5082 TH yang dikendarai Wildanul Ikram (18) melaju dari arah Panam menuju simpang Jalan Garuda Sakti. Di persimpangan lampu merah, kendaraan mereka bersenggolan dengan dump truck BA 8264 MU yang dikemudikan Deri Arelfi (27).
"Musibah memang tak bisa kita elakkan, tapi kejadian sampai ada yang meninggal seperti kemarin siang itu sangat kita sesalkan.
Kita minta Dinas Perhubungan, cobalah betul-betul diawasi arus lalu-lintas di persimpangan lampu merah Garuda Sakti itu. Kita tak ingin ada lagi nyawa yang melayang akibat kacaunya lalu-lintas di simpang itu," tandas H Darmayulis rabu (30/7/2025).
Menurut Darmayulis, kecelakaan lalu-lintas sudah sangat sering terjadi di persimpangan lampu merah Garuda Sakti. Selain akibat masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu-lintas, kesemrawutan lalu-lintas juga dipicu akibat tidak ada personil dinas terkait, baik Dishub maupun Kepolisian yang bertugas mengawasi situasi arus lalu-lintas di persimpangan lampu merah Garuda Sakti.
"Kalau ada petugas yang stand bye di simpang itu, mungkin pengguna jalan akan takut untuk melanggar rambu-rambu.
Selama ini kan tidak. Petugas tak ada, pengendara main serobot saja, lampu merah juga sering mati. Kami yang sudah lama tinggal di Simpang Baru ini sudah tahu betul bagaimana situasi Jalan Garuda Sakti dan simpang empat lampu merah itu, rawan kecelakaan. Jadi cobalah petugas betul-betul diawasi simpang lampu merah Garuda Sakti itu," harap Darmayulis.
Harapan senada juga disampaikan tokoh pemuda Simpang Baru, Herman Tanjung. Menurut Herman, sebenarnya tidaklah sulit bagi Dishub dan Kepolisian untuk menempatkan petugasnya di simpang lampu merah Garuda Sakti karena bangunan posko terpadu sudah ada.
"Apa kendalanya? Kalau menurut saya, tak ada lagi kendalanya. Kan tinggal tempati posko yang sudah ada di Simpang Empat itu. Tapi kalau keinginan untuk itu yang tidak ada, tak bisa cakap kita lagi.
Jangan petugas baru nongol di simpang itu kalau ada pejabat penting yang mau melintas di simpang lampu merah Garuda Sakti itu. Selama ini kan seperti itu yang kita lihat," tutur Herman.
Sementara tokoh masyarakat lainnya, Beben, mengaku kesal dengan sikap aparat yang seolah-olah menutup mata atas kondisi semrawutnya arus lalu-lintas di persimpangan lampu merah Garuda Sakti.
Beben melihat tidak ada tindakan nyata dari aparat terkait untuk mengatasi situasi lalu-lintas di Jalan Garuda Sakti dan sekitarnya.
"Saya sering baca berita lalu-lintas Garuda Sakti ini di media. Katanya mau ditindaklanjuti, tapi tak tampak aksinya. Lampu merah sering mati, pak ogah mulai beraksi, mana anak gelandangan dan pengemis makin banyak muncul di simpang itu. Sebenarnya kita sudah risih dengan situasi ini, tapi ya mau gimana lagi kita. Semoga suara rakyat ini didengar oleh pemerintah," harapnya. (*)