PHK di Riau Nomor 2 Tertinggi di Tanah Air, Ketua FKPMR Ingatkan Perusahaan Tetap Jaga Fungsi Sosial

PHK di Riau Nomor 2 Tertinggi di Tanah Air, Ketua FKPMR Ingatkan Perusahaan Tetap Jaga Fungsi Sosial
Ilustrasi (net)

Pekanbaru, sorotkabar.com – Riau saat ini tengah mendapat sorotan, seiring dengan tingginya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dimana angkanya mencapai ribuan orang.

Seperti diketahui, salah satu penyumbang angka PHK terbanyak berasal dari PT Pulau Sambu Guntung dan PT RSUP di Kecamatan Pulau Burung, Inhil, kedua perusahaan itu adalah bagian dari Sambu Group, perusahaan pengolahan kelapa.

Dari dua perusahaan itu, ada sebanyak 3.128 pekerja yang diberhentikan. Kondisi itu membuat Riau menjadi daerah nomor dua terbanyak PHK di Tanah Air, pada Februari 2025.

Kondisi ini juga mendapat sorotan dari Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau, drh Chaidir, MM.

Menurutnya, kondisi ini patut mendapat mendapat perhatian serius dari pemerintah. Baik provinsi maupun kabupaten, supaya dicarikan solusinya. Sekaligus mencegah supaya hal serupa tidak terulang lagi.

Tak hanya itu, Chaidir juga mengingatkan perusahaan di Riau agar jangan sampai mengenyampingkan fungsi sosialnya.

“Keberadaan perusahaan untuk mencari profit memang suatu yang wajar. Namun demikian, fungsi sosial juga jangan sampai hilang.

Semakin banyak investasi yang lahir salah satu dampaknya adalah untuk menciptakan lapangan kerja. Ini yang seharusnya jangan sampai dilupakan,” ujarnya.

Selain itu, khusus untuk yang terjadi di Inhil, Pemerintah Provinsi Riau mau pun Pemkab Inhil harus bergerak cepat untuk mendapatkan solusi terbaik. “Karena yang di-PHK itu adalah masyarakat Riau juga,” ingatnya.

Tak hanya itu, Chaidir juga mengingatkan tidak hanya di Inhil, kejadian serupa juga sampai terulang pula di kabupaten lain.

Diekspor
Seperti diketahui, salah satu penyebab terjadinya PHK di dua perusahaan itu disebabkan anjloknya produksi kelapa di Inhil. Tidak hanya produksi milik perusahaan, produksi kelapa milik masyarakat juga mengalami hal serupa.

Hal itu yang membuat pihak perusahaan terpaksa mengambil langkah melakukan PHK terhadap ribuan karyawan.

Sementara itu, tak jauh dari Inhil, kelangkaan buah kelapa juga terjadi. Tepatnya di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Langkanya buah kelapa itu berdampak terhadap kebutuhan masyarakat lokal, khususnya untuk santan kelapa murni.

Tak tanggung-tanggung, harga jual santan kelapa murni di kawasan itu bahkan mencapai Rp85 ribu per kilo.

Dari penelusuran media dan pengakuan pemerintah diketahui bahwa kelangkaan itu terjadi karena buah kelapa lokal banyak yang diekspor ke Malaysia dan Singapura.

Bahkan untuk keperluan itu, pengepul buah kelapa di kawasan itu rela membeli buah kelapa lokal dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasaran. (*) 
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index