Kemensos Jadikan Sekolah Rakyat Model Sekolah Aman Bencana

Kemensos Jadikan Sekolah Rakyat Model Sekolah Aman Bencana
Foto: KemensosPelaksanaan simulasi dimulai dengan safety briefing, dilanjutkan skenario gempa yang menyebabkan kebakaran,

Jakarta, sorotkabar.com - Kementerian Sosial RI (Kemensos) melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung menggelar Simulasi Sekolah Rakyat Aman Bencana (SRAB) di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 14 Kabupaten Bandung Barat, Selasa-Rabu (4-5/11/2025).

Kepala BBPPKS Bandung, Iyan Kusumadiana menegaskan kegiatan simulasi ini sebagai bentuk pembelajaran nyata bagi peserta didik dan pengelola Sekolah Rakyat.

"Kami ingin memastikan bahwa ketika bencana terjadi, civitas Sekolah Rakyat mampu bertindak cepat, tenang, dan sesuai prosedur penyelamatan. Kesiapan adalah kunci untuk mengurangi risiko korban," ujar Iyan dalam keterangannya, Kamis (6/11/2025)

Diketahui, SRMA 14 Kabupaten Bandung Barat menjadi model nasional Sekolah Rakyat Aman Bencana, yang diharapkan dapat direplikasi di 166 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, terutama di wilayah rawan bencana baik alam maupun sosial.

Iyan menjelaskan penting membangun kesadaran terhadap ancaman bencana karena Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana tinggi mulai dari gempa bumi, banjir, tanah longsor, hingga kebakaran. Sektor pendidikan turut menghadapi ancaman serius, termasuk 166 Sekolah Rakyat Rintisan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dengan tingkat kerentanan yang berbeda-beda.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemensos bersama mitra strategis menyusun Panduan Sekolah Rakyat Aman Bencana (SRAB). Panduan ini memberikan arahan praktis bagi pengelola dan tenaga pendidik dalam memetakan potensi bahaya, menilai risiko, serta menyiapkan langkah pencegahan dan penanganan darurat agar kegiatan belajar mengajar tetap aman di berbagai kondisi.

Adapun penyusunan dan pelaksanaan panduan SRAB dilakukan melalui kemitraan antara Kemensos, BNPB, BMKG Bandung, Unicef, YKMI, IPSPI, Rumah Zakat, Yayasan Adaptasi Bencana Indonesia (YABI), Disaster Management Centre Dompet Dhuafa (DMC DD), Tagana, PREDIKT, dan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).

Kegiatan simulasi ini menandai implementasi perdana setelah penandatanganan resmi Panduan Pelaksanaan Sekolah Rakyat Aman Bencana (PPSRAB) oleh Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf (Gus Ipul).

Kegiatan simulasi melibatkan berbagai unit teknis Kemensos seperti Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Direktorat PSKBSNA, Biro Perencanaan, Pusdatin, serta dukungan lintas instansi dari Pemprov Jawa Barat, Pemkab Bandung Barat, BPBD, Damkar, Basarnas, Puskesmas Jayagiri, Polsek dan Koramil Lembang, hingga unsur masyarakat dan relawan lokal.

Kegiatan simulasi merupakan tahapan kedelapan dari rangkaian kegiatan kesiapsiagaan SRAB yang telah berlangsung sejak September 2025.

Tahapan tersebut meliputi; Diskusi bersama stakeholder tingkat pusat dan daerah, Penyusunan Panduan Pelaksanaan SRAB (PPSRAB), Sosialisasi draft panduan, Pemetaan risiko bencana, Bimbingan teknis bagi unsur Sekolah Rakyat, Rapat koordinasi terpadu, Gladi bersih dan pengecekan jalur evakuasi, dan Simulasi penyelamatan.

Pelaksanaan simulasi dimulai dengan safety briefing, dilanjutkan skenario gempa yang menyebabkan kebakaran, proses evakuasi mandiri, pendirian shelter, hingga koordinasi terpadu untuk layanan psikososial, logistik, pemadaman, dan pertolongan pertama.

Lebih lanjut, perwakilan Basarnas yang hadir memberikan apresiasi terhadap koordinasi lintas instansi yang membuat simulasi berlangsung realistis dan edukatif. Tim penilai dari BPBD, Dinas Sosial, Damkar, Puskesmas Jayagiri, dan unsur TNI-Polri turut memberikan rekomendasi teknis untuk penyempurnaan jalur evakuasi, titik kumpul aman, serta kesiapan alat pemadam dan komunikasi darurat.

Kegiatan ditutup dengan demonstrasi penggunaan alat pemadam api ringan (APAR), edukasi pertolongan pertama, serta pemeriksaan kesehatan bagi peserta simulasi.(*) 
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index