Yunani Peringatkan Dampak Ekonomi Global Jika Selat Hormuz Ditutup

Sabtu, 21 Juni 2025 | 23:37:43 WIB
Morteza Akhoondi/Tasnim News Agency via APMenteri Perkapalan Yunani, Vassilis Kikilias, memperingatkan bahwa penutupan Selat Hormuz akan berdampak besar terhadap ekonomi global.

Jakarta,sorotkabar.com— Menteri Perkapalan Yunani, Vassilis Kikilias, memperingatkan bahwa penutupan Selat Hormuz akan berdampak besar terhadap ekonomi global, terutama jika ketegangan bersenjata antara Iran dan Israel terus meningkat.

“Jika Selat Hormuz ditutup — yang merupakan skenario terburuk hal itu akan memengaruhi seluruh ekonomi global, bukan hanya sektor pelayaran,” ujar Kikilias dalam wawancara dengan stasiun televisi SKAI, Jumat (20/6).

Ia menekankan bahwa hampir 90 persen perdagangan global bergantung pada jalur laut. Jika rute kapal terpaksa dialihkan melalui Afrika untuk mencapai tujuan utama di Eropa dan Amerika Serikat, hal tersebut akan sangat mengganggu rantai pasok dunia.

Menurut Kikilias, kondisi geopolitik saat ini sangat tidak stabil. Ia mencatat bahwa harga minyak global telah meningkat sekitar 7–10 persen dalam beberapa hari terakhir, imbas dari ketegangan antara Iran dan Israel.

Konflik bersenjata pecah pada Jumat (13/6), ketika Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah lokasi strategis di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Tindakan ini kemudian dibalas oleh Iran dengan meluncurkan rudal ke wilayah Israel.

Pihak berwenang Israel melaporkan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan rudal dari Iran sejak saat itu.

Sementara itu, jumlah korban tewas di Iran telah meningkat menjadi sedikitnya 639 orang, dengan lebih dari 1.300 orang mengalami luka-luka, menurut laporan yang beredar.

Harga minyak dunia melemah pada Jumat (21/6/2025), dipicu pemberlakuan sanksi baru oleh Amerika Serikat terhadap Iran.

Langkah ini dinilai menandai pendekatan diplomatik yang membuka peluang tercapainya kesepakatan, sehari setelah Presiden Donald Trump menyatakan akan membutuhkan waktu dua pekan untuk menentukan keterlibatan AS dalam konflik Israel-Iran.

Harga minyak mentah Brent turun 1,84 dolar AS atau 2,33 persen menjadi 77,01 dolar AS per barel.

Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli yang tidak diperdagangkan pada Kamis karena libur nasional dan berakhir pada Jumat  turun 21 sen atau 0,28 persen menjadi 74,93 dolar AS per barel.

Kontrak pengiriman Agustus yang lebih likuid ditutup di level 73,84 dolar AS per barel.

Secara mingguan, harga minyak Brent tercatat naik 3,6 persen, sementara harga minyak WTI bulan depan menguat 2,7 persen.

Pemerintahan Trump menerapkan sanksi baru terkait Iran, termasuk terhadap dua entitas yang berbasis di Hong Kong, serta sanksi terkait kontraterorisme, menurut pemberitahuan yang diunggah di situs web Departemen Keuangan AS.

Sanksi tersebut mencakup sedikitnya 20 entitas, lima individu, dan tiga kapal, menurut Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) Departemen Keuangan AS.

“Sanksi ini punya dampak dua arah. Di satu sisi, ini bagian dari tekanan, tapi juga bisa menjadi bagian dari strategi negosiasi yang lebih luas terhadap Iran.

Fakta bahwa mereka memilih jalur sanksi bisa menjadi sinyal keinginan menyelesaikan konflik lewat diplomasi,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital, New York.

Pada Kamis, harga minyak melonjak hampir 3 persen setelah Israel membombardir fasilitas nuklir Iran, yang kemudian dibalas dengan tembakan rudal dan pesawat nirawak dari Iran ke wilayah Israel.

Iran sendiri merupakan produsen minyak terbesar ketiga dalam Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Meskipun ketegangan meningkat, kedua pihak belum menunjukkan tanda-tanda untuk meredakan konflik yang telah berlangsung selama sepekan.(*) 
 

Terkini