Mahasiswi di Tanjungpinang Lompat ke Laut Diduga gegara Skripsi

Kamis, 13 Maret 2025 | 20:38:26 WIB
Ilustrasi. (Foto: Thinkstock)

Tanjungpinang, sorotkabar.com - Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa.

Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Video seorang mahasiswi di kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), di kabarkan nekat hendak mengakhiri hidupnya dengan melompat ke laut viral di media sosial.

Beruntung warga sekitar yang melihat kejadian itu langsung menyelamatkan mahasiswa tersebut.

Dari informasi dan video viral yang diterima Kamis (13/3/2025), mahasiswi itu diketahui berinisial M (22). Dia merupakan mahasiswi semester 10 di STIE Pembangunan.

"Seorang mahasiswi STIE Pembangunan Tanjungpinang mencoba mengakhiri hidupnya dengan melompat dari Jembatan Dompak, Rabu (12/3/2025) siang," tulis pada postingan viral tersebut.

Mahasiswi itu diduga nekat melakukan aksinya itu gegara skripsinya yang tak kunjung rampung sejak satu tahun lalu.

"Korban bernama M, 22 tahun mahasiswi semester 10. M sudah hampir satu setengah tahun mengerjakan skripsinya, Namun belum juga rampung lantaran terus mendapatkan revisi dari dosen pembimbingnya. Hal itulah yang diduga membuat korban tertekan," lanjut keterangan pada postingan viral tersebut.

Ketua STIE Pembangunan Tanjungpinang, Charly Marlinda menyampaikan prihatin atas kejadian yang menimpa mahasiswinya itu. Ia menyebut pihaknya sudah menerjunkan tim untuk menelusuri informasi viral tersebut.

"Kami sangat prihatin dengan kejadian ini dan berterima kasih kepada pihak yang telah membantu. Kami berharap yang bersangkutan diberikan kekuatan dan kebaikan untuk pulih," kata Charly, Kamis (13/3/2025).

Charly mengatakan soal dugaan penyusunan skripsi yang jadi motif aksi nekat mahasiswa itu juga telah ditelusuri pihak kampus. Hasilnya mahasiswi itu diketahui telah mengajukan bimbingan skripsi sejak tahun 2024.

"Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala program studi dan dosen pembimbing, mahasiswa yang bersangkutan, memang mengajukan bimbingan skripsi. Kampus memiliki kebijakan bahwa mahasiswa yang mengajukan judul skripsi harus aktif melakukan bimbingan.

Jika dalam enam bulan tidak ada progres, tidak menghubungi dosen, tidak melakukan konsultasi maka judul akan kadaluarsa dan harus diajukan kembali," ujarnya.

"Setelah mendapatkan SK pembimbing. Namun, ia meminta izin untuk menunda bimbingan karena harus mengurus keluarganya yang sakit.

Penundaan tersebut berlangsung selama enam bulan, sehingga SK-nya kedaluwarsa. Pada September 2024, ia kembali mengajukan judul, tetapi situasi yang sama kembali terjadi.

Hingga November 2024, tidak ada tindak lanjut dari mahasiswi, dan dosen pembimbing terakhir kali menerima konfirmasi bahwa nomor teleponnya telah berganti," tambahnya.

Charly mengatakan aturan STIE Pembangunan Tanjungpinang, mahasiswa diperbolehkan mengajukan seminar proposal setiap bulan. Namun, karena mahasiswi berinisial M tidak melakukan bimbingan maka ia tidak dapat mendaftar untuk sidang pada 23 Maret 2025.

"Mahasiswa diperbolehkan mengajukan seminar proposal setiap bulan. Namun, karena M tidak melakukan bimbingan, ia tidak dapat mendaftar, yang menyebabkan judulnya kembali kedaluwarsa pada 23 Maret mendatang," ujarnya

Charly menyebut penyebab utama tindakan M bukan hanya terkait skripsi yang tengah disusun. Berdasarkan informasi dari teman-teman dan dosen pembimbingnya, mahasiswi tersebut sudah lama mengalami masalah pribadi yang berat.

"Bahkan, saat mengikuti KKN pada 2023, ia sempat mengungkapkan keinginannya untuk mengakhiri hidup karena masalah pribadi, itu disampaikan pada dosen pembimbingnya," ujarnya.

Charly menyebut untuk kondisi korban saat ini sedang mendapatkan perawatan di RSUD, termasuk pemantauan kondisi mental dan kejiwaannya.

Akibat terjun ke laut, mahasiswi itu mengalami cedera yang membuatnya tidak bisa duduk sementara waktu.

"Yang bersangkutan sedang mendapatkan perawatan di RSUD, termasuk pemantauan kondisi mental dan kejiwaannya.

Akibat terjun ke laut, ia mengalami cedera yang membuatnya tidak bisa duduk sementara waktu," ujarnya.

Charly menyebut pihaknya telah menugaskan dosen pembimbing yang dekat dengan mahasiswa untuk mendampinginya secara pribadi.

Selain itu, mereka akan berkoordinasi dengan psikolog dan psikiater agar korban mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.

"Kami ingin memastikan mahasiswi kami bisa pulih dan kembali melanjutkan studinya dengan baik.

Kami juga mengingatkan seluruh mahasiswa, jika mengalami kendala, jangan ragu untuk berkoordinasi dengan dosen pembimbing atau penasihat akademik.

Kampus telah bekerja sama dengan RSJKO untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa," ujarnya.(*) 
 

Terkini