Bea Cukai Batam dan LHK Gagalkan Pemasukan 18 Kontainer Diduga Berisi Limbah B3

Kamis, 09 Oktober 2025 | 20:37:11 WIB
Bea CukaiBea Cukai Batam bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum LHK) menggagalkan upaya pemasukan 18 kontainer berisi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Pelabuhan Batu Ampar, Batam.(rep

Batam,sorotkabar.com - Bea Cukai Batam bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum LHK) menggagalkan upaya pemasukan 18 kontainer berisi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Pelabuhan Batu Ampar, Batam.

Kasus ini terungkap setelah tim intelijen Bea Cukai Batam menerbitkan nota hasil intelijen (NHI) pada 26-27 September 2025 terhadap 5 kontainer milik PT Esun Internasional Utama Indonesia dan 13 kontainer milik PT Logam Internasional Jaya atas pemberitahuan atensi dari Gakkum LHK.

"Menindaklanjuti temuan itu, Bea Cukai Batam segera mengamankan dan menyegel seluruh kontainer pada 26-29 September 2025, sekaligus menginformasikan kepada pihak perusahaan bahwa pemeriksaan fisik dilakukan pada 30 September 2025. Koordinasi juga dilakukan dengan Operator Pelabuhan Batu Ampar untuk penyiapan lokasi pemeriksaan bersama," kata Kepala Kantor Bea Cukai Batam, Zaky Firmansyah.

Zaky turut hadir dalam pemeriksaan fisik tersebut bersama perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, yaitu Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), Plt. Direktur Pengelolaan Limbah B3 (PLB3), Kasubdit Pengaduan LH, Kasubdit Dukungan Operasi, serta Direktur Lalu Lintas Barang BP Batam.

Dari hasil pemeriksaan terhadap 18 kontainer tersebut, tim menemukan berbagai jenis barang bekas dalam kondisi rusak dan terkontaminasi. Barang-barang tersebut antara lain potongan kabel dan charger, suku cadang komputer, printed circuit board, blok sparepart berkarat dan berminyak. Ada pula komponen AC dalam keadaan kotor, basah dan berbau, serta campuran barang lain seperti ban sepeda, lampu gantung, dan pipa.

Seluruh temuan dituangkan dalam Surat Bukti Penindakan (SBP) dan Laporan Pelanggaran untuk ditindaklanjuti lebih lanjut oleh Unit Penyidikan.

Telah diperoleh dugaan pelanggaran terhadap Pasal 53 ayat (3) UU Kepabeanan, Pasal 69 UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta Pasal 71 ayat (1) PP Nomor 41 Tahun 2021.

"Pemeriksaan lanjutan termasuk permintaan keterangan kepada perwakilan kedua perusahaan juga telah kami lakukan," kata Zaky.

Selanjutnya, Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Kementerian LHK melalui surat nomor P.171/I/GKM.2.1/10/2025 tanggal 2 Oktober 2025 secara resmi meminta agar seluruh kontainer dilakukan pengeluaran kembali (reekspor) ke negara asal.

Terhitung hingga hari ini, proses penyidikan dinyatakan telah selesai dan telah diterbitkan nota dinas rekomendasi tindak lanjut penyelesaian penelitian SBP ke Unit Kepabeanan untuk dilakukan pelaksanaan reekspor.

“Industri pengolahan limbah di pulau Batam merupakan industri yang mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang besar.

Kami telah mengimbau kepada sedikitnya delapan perusahaan pengolahan bahan baku berbasis e-waste di Batam untuk mengambil bahan baku dari dalam negeri, bahkan sebagian sudah menerapkan, termasuk PT Logam Internasional Jaya. Langkah ini penting agar industri tetap berjalan, tetapi juga tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan,” ujar Zaky.

Ia menegaskan komitmen Bea Cukai Batam untuk terus menjaga Indonesia dari ancaman limbah berbahaya yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat. Zaky mengatakan sinergi dengan Gakkum LHK dan seluruh instansi terkait akan terus diperkuat guna memastikan Batam tidak menjadi tempat pembuangan limbah dunia.(*) 
 

Terkini

Pangsa Pasar Plastik Eropa Semakin Tergerus

Kamis, 09 Oktober 2025 | 23:19:01 WIB

Panen Meluas, Harga Beras Mulai Turun

Kamis, 09 Oktober 2025 | 23:04:33 WIB