Berdasarkan catatan sebelumnya, ada kepadatan penduduk yang sangat besar, dengan 20 orang atau lebih berdesakan dalam satu tenda untuk mencoba berlindung dari perang Israel di daerah kantong tersebut.
Berdasarkan hitungan tersebut, diperkirakan sedikitnya 120 orang sedang tidur di lokasi jatuhnya tiga bom besar tersebut. Sedikitnya 22 orang dilaporkan hilang, diduga menguap akibat intensitas ledakan.
Targetkan hamas
Israel mengeklaim serangan itu menargetkan militan Hamas. Sementara Palestina dan kelompok bantuan mengutuk serangan itu sebagai kejahatan perang.
Laporan awal mengenai serangan Israel masih membingungkan namun segera menjadi jelas bahwa Israel telah menyerang perkemahan tersebut dengan tiga proyektil besar.
Tala Herzallah, 22 tahun, menjelaskan kepada Aljazirah bagaimana dia dan keluarganya tertidur sekitar 200 meter (220 yard) jauhnya dan tiba-tiba, semuanya menjadi terbalik.
“Kerusakan besar yang disebabkan oleh bom menyadarkan kami bahwa ini dimaksudkan untuk bangunan terbesar dan bukan untuk tenda yang terbuat dari bahan paling lemah di dunia.
Abu Muhammad al-Bayouk, seorang pengungsi yang tinggal di dekat perkemahan, mengatakan kepada Aljazirah, “Kami mendengar ledakan. Itu... lebih dari sekedar rudal. Kami menemukan banyak orang yang terluka dan menjadi martir serta bagian tubuh berserakan di mana-mana, termasuk wanita dan anak-anak.”