Sukabumi,sorotkabar.com – Dunia pendidikan kembali diguncang oleh dugaan kekerasan fisik dan psikologis yang dilakukan seorang guru SMAN 1 Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terhadap siswi perempuan.
Kasus ini mencuat setelah korban diduga ditampar dan dipaksa sujud karena mengunggah foto selfie bersama gurunya ke media sosial.
Insiden tersebut diduga memicu persoalan dalam rumah tangga sang guru. Untuk meredam masalah, guru itu menyusun skenario video seolah korban diberi sanksi. Namun, dalam proses perekaman, guru tersebut justru benar-benar melakukan kekerasan.
“Guru itu merasa tidak nyaman dengan situasi keluarganya akibat foto yang beredar. Lalu dibuatlah skenario video seakan siswa diberi sanksi, tetapi dalam prosesnya, malah terjadi pemukulan,” jelas Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Cicurug, Nurjaka, Selasa (26/8/2025).
Korban disebut mendapat tekanan untuk tidak membocorkan kejadian ini. Ia bahkan diancam dikeluarkan (DO) dari sekolahapabila tidak mengikuti permintaan guru, termasuk pembuatan video kedua yang melibatkan guru BK.
Kasus ini terungkap setelah orang tua korban melayangkan protes kepada pihak sekolah. Keesokan harinya, mediasi digelar di ruang Bimbingan Konseling bersama wali kelas, ketua kelas, dan guru bersangkutan.
Meski pertemuan yang difasilitasi pihak kecamatan dan Polsek Cicurug menghasilkan kesepakatan damai pada Sabtu (23/8/2025), kabar tersebut tetap menyebar luas di media sosial tanpa menyebutkan adanya perdamaian. Hal ini memicu kemarahan dari kalangan siswa.
Senin (25/8/2025), ratusan siswa SMAN 1 Cicurug menggelar aksi damai di halaman sekolah.
Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Stop Kekerasan Atas Nama Pendidikan” dan “No Woman Deserves To Be Abused” sebagai bentuk solidaritas terhadap korban dan penolakan terhadap kekerasan di sekolah.
Pihak sekolah menyatakan proses belajar mengajar kembali normal. Namun, guru yang terlibat akan segera dipanggil oleh Dinas Pendidikan Wilayah V Provinsi Jawa Barat untuk pemeriksaan lebih lanjut.(*)