Bagansiapiapi,sorotkabar.com – Suasana Kota Bagansiapiapi berubah riuh saat malam menjelang Kamis (6/2/2025).
Masyarakat keturunan Tionghoa menggelar Sembahyang Langit atau yang dikenal dengan sebutan Sembahyang Tikong.
Ritual keagamaan ini dilaksanakan oleh umat Khong Fhu Chu sebagai bentuk penghormatan dan doa kepada Dewa Langit.
Sejak dinihari, warga memasang altar di depan rumah mereka, lengkap dengan batang tebu yang masih utuh, sesajen, serta membakar kertas sembahyang dan hio. Suara dentuman petasan dan kembang api menggema sepanjang malam, menerangi langit hingga menjelang subuh.
Pemandangan unik terlihat di setiap sudut kota. Rumah-rumah warga keturunan Tionghoa tetap terbuka untuk melaksanakan ritual, sementara tumpukan abu kertas sembahyang yang terbakar masih terlihat di pagi harinya, memenuhi halaman rumah dan trotoar jalan.
Selain itu, banyak ruko di dalam Kota Bagansiapiapi yang masih tutup pada pagi harinya, menandakan hari yang masih disakralkan dalam tradisi masyarakat setempat.
Menurut Cong Adi (37), salah satu warga yang ditemui, Sembahyang Tikong merupakan bagian dari rangkaian perayaan Imlek yang dilakukan seminggu setelah Tahun Baru Kongzii.
"Hari ketujuh setelah Imlek ini menjadi momentum penting sebelum puncak perayaan Cap Goh Meh yang jatuh pada 12 Februari 2025," ujar Cong Adi.
Sementara itu, Sumik, seorang tokoh muda Tionghoa sekaligus aktivis sosial, mengonfirmasi bahwa malam Cap Goh Meh akan dirayakan dengan pawai akbar di Bagansiapiapi.
"Nanti pada malam Cap Goh Meh, kita akan menggelar pawai tahun ular yang sangat meriah. Ribuan orang akan turut serta dalam parade ini," ungkap Sumik.
Pawai Cap Goh Meh ini akan ditaja oleh Yayasan Multi Marga Tionghoa dengan titik awal di Kelenteng Ing Hock King, atau yang lebih dikenal sebagai Kelenteng Naga, di Jalan Kelenteng, Bagansiapiapi. Acara ini diprediksi akan menjadi puncak perayaan Imlek dengan kemeriahan yang luar biasa. *