Solusi Dinkes Pekanbaru Atasi Virus Varicella atau Cacar Air pada Anak

Solusi Dinkes Pekanbaru Atasi Virus Varicella atau Cacar Air pada Anak
Ilustrasi | health.grid.id

Pekanbaru,sorotkabar.com - Jangan menganggap sepele, virus varicella zoster atau cacar air yang sering terjadi pada anak dapat menyebabkan risiko komplikasi seperti infeksi bakteri di kulit. Apalagi, cacar air ini dapat menular kepada orang lain.

Virus varicella zoster ini menular lewat droplet dari mulut penderita saat batuk atau bersin. Penularan juga bisa dari kontak langsung dengan cairan yang ada di dalam lenting cacar.

Bahkan, virus tetap akan menular sekalipun lenting yang berisi air telah mengering dan mengelupas dari kulit.

Tak hanya itu, penyakit cacar ini ternyata juga dapat menular saat seseorang menghirup udara di sekitar penderita setelah lenting cacar yang berisi air pecah.

Karena sangat menular, inilah sebabnya anak yang sakit cacar perlu melakukan isolasi dan membatasi interaksi sosial dengan orang lain sampai benar-benar sembuh.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Lina Primadesa mengatakan, penderita cacar air dapat menularkan virus sejak 2 hari sebelum gejala muncul hingga 6 hari setelah lepuhan terbentuk.

Menurutnya, tingkat penularan akan menurun seiring waktu saat lepuhan mulai mengering. Dalam banyak kasus, gejala penyakit varisela pada anak tidak langsung muncul begitu saja.

"Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 7 hingga 21 hari untuk virus penyebab varisela yakni virus varicella zoster, untuk berkembang biak di dalam tubuh dan menimbulkan gejala awal pada anak," jelas Lina, Senin (6/1/2025).

Adapun gejala awal varicella pada anak biasanya meliputi demam tinggi, badan pegal-pegal, sakit kepala, dan nafsu makan menurun. Selang beberapa hari setelah gejala awal tersebut muncul, barulah anak biasanya akan mengalami gejala khas dari penyakit ini, seperti munculnya ruam kemerahan atau bintik-bintik di sebagian atau sekujur tubuh.

Ruam kemerahan itu lambat laun akan berubah menjadi lenting atau bintik yang berisi cairan. Ukuran lentingnya sendiri dapat bervariasi namun pada anak-anak, diameter lenting biasanya tidak lebih dari 0,5 cm. Kemunculan lenting ini umumnya terasa sangat gatal dan tidak nyaman.

"Bagi anak-anak, rasa gatal dan tidak nyaman ini acap kali membuat mereka ingin terus menggaruknya. Nah, di sinilah orangtua berperan penting untuk memastikan bahwa anak tidak menggaruk kulitnya tersebut. Ini karena menggaruk lenting cacar air justru dapat membuat lenting tersebut pecah," terangnya.

Selain akan menambah lenting baru di sekitarnya, hal tersebut juga dapat menimbulkan luka yang sulit untuk dihilangkan. Menurutnya, penyakit varicella pada anak sebetulnya termasuk yang bersifat self limiting disease.

"Artinya, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya. Kendati begitu, gejala varicella pada anak-anak mungkin lebih melemahkan dan mengganggu ketimbang orang dewasa," katanya.

Untuk mengatasi cacar air terhadap anak, kata Lina, para orangtua dapat memberikan obat cacar, yakni obat acyclovir. Kemudian memberikan obat penurun demam, karena gejala awal cacar umumnya ditandainya dengan demam.

Selain itu menberikan obat anti gatal seperti obat antihistamin. Kemudian cegah anak agar tidak menggaruk, untuk menghentikan kebiasaan menggaruk ataupun mengurangi risiko pecahnya lenting. Orang tua dapat memberikan sarung tangan dan kaos kaki, memakaikan baju yang longgar dan lembut di kulit, dan rajin menggunting kuku anak supaya tetap pendek.

Paling penting, kata Lina, tetap penuhi asupan nutrisi anak, karena cacar biasanya menyebabkan anak susah makan.(*) 
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index