Musi Banyuasin, sorotkabar.com - Sumatera Selatan termasuk dalam 6 wilayah prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia. Di Sumatera, Karhutla Sumsel paling tinggi selain Riau dan Jambi. Sementara 3 wilayah lain di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
"Sumsel menjadi 6 provinsi prioritas penanganan Karhutla. Di Sumatera, Sumsel paling tinggi (kasus) Karhutlanya. Sedangkan di Kalimantan, Kalsel paling tinggi," ujar Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen Lukmansyah, Selasa (1/10/2024).
Dia menyebut, produksi asap akibat Karhutla selalu menjadi kekhawatiran pemerintah saat masuk ke wilayah negara tetangga. Pihaknya tak ingin hal itu terjadi dan menjadi permasalahan tahunan, sehingga penanganan Karhutla untuk menjaga harga diri negara.
"Tapi ketika diberikan udara yang bagus mereka bahkan tidak berterima kasih. Ketika dapat asap ribut kemana-mana. Sehingga penanganan Karhutla saat ini diharapkan bisa menutupi kesalahan perusahaan dan masyarakat. Karena seperti yang disampaikan tadi, Karhutla disebabkan oleh 99% ulah manusia dan 1% karena alam," ungkapnya.
Dia berharap ada solusi permanen untuk penanganan Karhutla agar setiap tahun tak disibukkan dengan persoalan bencana ini.
"Pemda cari solusi permanen agar ke depan semakin sedikit Karhutlanya. Ekosistem gambut juga harus dipikirkan solusinya agar tak menjadi sumber utama Karhutla," tambahnya.
Soal penegakan hukum, dia juga meminta aparat penegak hukum bertindak tegas terhadap para pembakar lahan. Efek jera harus diberikan.
"Jika ada yang bandel, menantang dan tidak mau dikasih tahu beri tindakan tegas agar memberi contoh bagi yang lain. Dan supaya tidak seenaknya membakar lahan dan menaati aturan. Ini sekaligus untuk menegakkan harga diri agar tak dilecehkan negara tetangga," katanya.
Kehadirannya di Muba juga sekaligus memberi bantuan dan dukungan perlengkapan dan peralatan penanganan Karhutla. Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi mengatakan, wilayahnya menjadi salah satu daerah di Sumsel yang dampak Karhutlanya paling luas.
"Kawasan gambut kita paling luas dibandingkan kabupaten lain di Sumsel. Tetapi 2024 ini Karhutla di Muba tak seluas dibandingkan 2023 lalu. Kita sudah tangani bersama secara maksimal," ujarnya.
Sandi menjelaskan, salah satu antisipasi Karhutla dengan pembuatan sodetan sepanjang 15 Km di wilayah yang kerap terdampak Karhutla di Muara Merang dan Muara Medak. Dengan penambahan aliran sungai ke wilayah tersebut, sehingga dapat memperkuat sumber air.
Dandim 0401 Muba Letkol Inf Erry Dwianto menyebut, rekap titik panas (hotspot) di Muba sebanyak 870 titik. Tingkat kepercayaan tinggi (80%-100%) ada di 9 titik. Tingkat kepercayaan medium (30%-79%) ada di 834 titik. Tingkat kepercayaan rendah (1%-29%) ada di 27 titik.
"Hotspot ini berdasarkan uap panas pembuangan gas, sumur bor Ilegal drilling, cerobong asap, dan panas hamparan terbuka. Berdasarkan garis besar tentunya ini bukan pure karena Karhutla. Banyak masyarakat yang masih kurang peduli akan hotspot ini. Untuk ke depannya kita akan terus berupaya memberikan banyak edukasi untuk masyarakat," tandasnya.
(*)