Jakarta,sorotkabar.com – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan mengelola proyek Kampung Haji Indonesia, termasuk pembelian lahan seluas 4,4 hektare.
Anggota Komisi VI DPR RI Rivqy Abdul Halim mengingatkan Danantara agar mengelola Kampung Haji secara akuntabel, transparan, dan berorientasi pada kepentingan jemaah haji Indonesia.
Rivqy menegaskan Danantara merupakan lembaga pengelola investasi negara yang dibentuk untuk mengoptimalkan kekayaan negara melalui pengelolaan aset badan usaha milik negara (BUMN) serta investasi strategis.
"Oleh karena itu, pembelian lahan Kampung Haji harus benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi jemaah haji Indonesia, bukan sekadar proyek properti," ujar Rivqy seperti dilansir dari Antara, Kamis (18/12/2025).
Ia juga menekankan pentingnya transparansi dalam pembangunan Kampung Haji mengingat proyek tersebut membutuhkan waktu pengerjaan yang panjang, anggaran besar, serta dukungan sumber daya manusia yang profesional. Rencana pembangunan mencakup 13 menara hunian dan satu pusat perbelanjaan dengan kapasitas hingga 23.000 jemaah haji.
“Dengan skala sebesar ini, Danantara tidak boleh bekerja secara tertutup. Transparansi menjadi syarat mutlak agar tidak terjadi penyimpangan, baik dalam pengelolaan aset, penggunaan anggaran, maupun penentuan mitra kerja. Setiap rupiah uang negara harus kembali dalam bentuk manfaat nyata bagi jemaah,” ujar Rivqy.
Oleh karena itu, ia mengusulkan agar Danantara menyampaikan laporan perkembangan pembangunan Kampung Haji secara berkala sebagai bentuk pertanggungjawaban publik sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga.
Rivqy juga mengingatkan bahwa proyek Kampung Haji merupakan amanah strategis dari Presiden Prabowo Subianto yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Ia menegaskan kebijakan tersebut tidak boleh dicederai oleh kepentingan sempit pihak tertentu.
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menyampaikan bahwa nilai investasi awal Pemerintah Indonesia dalam pengembangan Kampung Haji di Arab Saudi mencapai lebih dari US$ 500 juta.
Rosan menjelaskan investasi tersebut digunakan untuk akuisisi hotel yang terdiri atas tiga menara setinggi 28 lantai di kawasan Tahrir dengan luas lahan sekitar 4.620 meter persegi, serta pembelian lahan tambahan seluas 4,4 hektare.(*)