Tangerang Selatan, sorotkabar.com - Muhammad Hisyam (13), siswa kelas tujuh SMPN 19 Ciater, Serpong, menjadi korban perundungan atau bullying serius yang dilakukan oleh teman sekelasnya.
Akibat kekerasan fisik tersebut, anak pasangan Novianti (36) dan Kusnadi (47) itu harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami gangguan saraf yang parah.
Peristiwa tragis ini terjadi pada 20 Oktober 2025 di ruang sekolah, tepat saat hendak jam istirahat. Korban dipukul menggunakan bangku besi di bagian kepala. Dampak dari pukulan ini menyebabkan Hisyam harus mendapatkan perawatan intensif karena kondisi kesehatannya yang menurun drastis.
Kronologi Perundungan: Dipukul Bangku Besi hingga Alami Gangguan Saraf
Peristiwa pemukulan yang memicu gangguan saraf ini terjadi tiba-tiba. Menurut keterangan keluarga, perundungan terhadap Hisyam ternyata bukan hanya terjadi sekali. Korban sudah mengalami perundungan sejak masuk sekolah, mulai dari pukulan hingga tusukan menggunakan pulpen.
Kakak sepupu korban, Rizki, menceritakan bahwa pihak keluarga baru mengetahui insiden serius ini sehari setelah kejadian.
"Pada 20 Oktober adik sepupu saya kepalanya kena pukul. Dia korban bully waktu jam istirahat sekolah dan baru ada pengaduan ke pihak keluarga pada 21 Oktober," ujar Rizki saat ditemui di rumahnya di Ciater pada Senin (10/11/2025).
Dampak akumulasi kekerasan ini sangat fatal. Kondisi Hisyam langsung menurun, mengalami luka di matanya, dan seluruh badannya menjadi lemas seperti orang lumpuh.
"Tanggal 21 Oktober itu mata sudah agak rabun, dari kepala lari ke mata. Badan juga semuanya agak-agak lemas kayak lumpuh, masih sadar tetapi enggak ada tenaga," keluh Rizki.
Mediasi Gagal, Biaya Pengobatan Macet dan Pelaku Lepas Tangan
Setelah insiden tersebut, pihak sekolah mempertemukan keluarga korban dan terduga pelaku untuk dimediasi pada Rabu (22/10/2025). Hasil mediasi awal menyepakati bahwa keluarga terduga pelaku akan menanggung seluruh biaya pengobatan Hisyam.
Namun, hingga saat ini, janji uang pengobatan tersebut tidak kunjung didapat korban. Bahkan, kondisi Hisyam kian memburuk. Ia saat ini dalam kondisi tidak sadarkan diri dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.
Situasi ini memicu kekecewaan mendalam dari keluarga. "Pihak terduga pelaku lepas tangan. Sudah gitu, kita keluarga korban disuruh mencari pinjaman uang," tambah Rizki, menunjukkan sulitnya perjuangan keluarga korban untuk mendapatkan keadilan dan biaya medis.
Kekecewaan Keluarga pada Pihak Sekolah dan Harapan Kesembuhan
Keluarga korban sangat kecewa dengan sikap pihak SMPN 19 Ciater. Saat keluarga didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) mendatangi sekolah untuk mediasi kedua, pihak sekolah justru terkesan enggan bertanggung jawab dan menyarankan keluarga melapor ke Dinas Pendidikan.
"Kemarin LBH mendatangi sekolah tetapi malah disuruh melaporkan ke Dinas Pendidikan. Kami belum ada rencana juga dan pihak sekolah kaya lepas tangan gitu," tambah Rizki.
Pihak keluarga sangat menyesalkan kejadian ini, apalagi terduga pelaku dikabarkan masih diizinkan bersekolah. Keinginan utama keluarga korban saat ini hanya ingin kesembuhan total Muhammad Hisyam agar dapat kembali bersekolah dan melanjutkan hidup normal.(*)