Gaza,sorotkabar.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan dan kesehatan di Jalur Gaza terus memburuk di tengah penutupan perbatasan, pengepungan berkepanjangan, serta datangnya musim dingin.
Menurut laporan WHO, sekitar 16.500 pasien di Gaza saat ini menunggu evakuasi medis ke luar negeri. Namun, penutupan jalur perbatasan membuat proses evakuasi dan distribusi bantuan medis tidak dapat dilakukan.
“Pasokan medis sebenarnya telah disiapkan di perbatasan, tetapi belum bisa masuk karena penutupan penyeberangan yang masih berlangsung,” ujar pernyataan WHO, Sabtu (8/11/2025).
WHO mendesak agar penyeberangan Rafah dan seluruh jalur perbatasan lainnya segera dibuka. Rafah menjadi satu-satunya jalur penting untuk evakuasi medis sekaligus pintu utama masuknya obat-obatan dan perlengkapan medis ke wilayah Gaza.
Badan kesehatan dunia itu juga meminta komunitas internasional untuk memastikan akses tanpa hambatan terhadap bantuan kemanusiaan, serta mendorong lebih banyak negara menerima pasien Gaza untuk pengobatan.
Sementara itu, OCHA melaporkan bahwa ratusan ribu keluarga pengungsi di Gaza kini menghadapi awal musim dingin tanpa tempat tinggal yang layak atau perlindungan memadai.
Badan PBB tersebut juga mencatat hanya sekitar 4% lahan pertanian di Gaza yang masih bisa diakses dan digarap akibat kerusakan besar yang ditimbulkan oleh serangan Israel.
Kondisi tersebut, menurut OCHA, semakin memperparah risiko kelaparan dan kekurangan gizi di wilayah kantong Palestina itu.
Dengan terbatasnya pasokan medis, hancurnya infrastruktur, serta kondisi cuaca yang kian ekstrem, WHO dan OCHA menilai bahwa Gaza kini berada di ambang krisis kemanusiaan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Kedua badan PBB itu menyerukan tindakan segera dari komunitas internasional untuk membuka akses bantuan, melindungi warga sipil, serta memastikan layanan kesehatan dan pangan di Gaza dapat kembali berjalan sebelum musim dingin tiba sepenuhnya. (*)