Beirut, sorotkabar.com - Wakil pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, mengungkapkan kelompoknya sedang dalam "fase baru" pertempuran melawan Israel, yang berlangsung di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel sejak perang Gaza meletus pada Oktober tahun lalu.
Qassem, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP dan Al Arabiya menegaskan ancaman tidak akan menghentikan kelompok Hizbullah, yang didukung Iran dan bermarkas di Lebanon bagian selatan.
"Kita telah memasuki fase baru, yaitu perhitungan terbuka (dengan Israel)," sebut Qassem saat berbicara dalam seremoni pemakaman komandan senior Hizbullah yang tewas dalam serangan Israel pada Jumat (20/9).
"Ancaman tidak akan menghentikan kita... Kita siap menghadapi semua kemungkinan militer," tegasnya.
Komentar Qassem itu menjadi komentar pertama dari pejabat senior Hizbullah sejak serangan udara Israel mengguncang area pinggiran selatan Beirut, yang diketahui merupakan markas kuat Hizbullah, pada Jumat (20/9) waktu setempat.
Salah satu komandan senior Hizbullah bernama Ibrahim Aqil, yang menjabat sebagai komandan unit elite Radwan, tewas bersama belasan komandan lainnya dalam serangan udara yang menghantam gedung yang menjadi tempat pertemuan mereka.
Aqil juga merupakan anggota badan militer tertinggi Hizbullah, Dewan Jihad. Dia menjadi anggota kedua Dewan Jihad yang terbunuh dalam serangan Israel, setelah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan Tel Aviv pada Juli lalu.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya 45 orang, termasuk warga sipil, tewas dalam gempuran Tel Aviv itu. Sebanyak 16 korban tewas di antaranya disebut sebagai anggota Hizbullah.
Pada akhir pekan, Hizbullah melancarkan rentetan serangan roket terhadap target-target di wilayah Israel. Hizbullah mengklaim pihaknya telah menargetkan fasilitas produksi militer Israel dan pangkalan udara di area Haifa dalam serangannya pada akhir pekan.
Hizbullah menyebut serangan-serangan itu "sebagai respons awal" terhadap ledakan massal pager dan walkie talkie di Lebanon, yang diyakini didalangi oleh Israel.
Militer Israel, dalam pernyataannya seperti dilansir Al Arabiya, melaporkan lebih dari 150 roket, rudal dan drone diluncurkan ke wilayahnya sejak Sabtu (21/9) malam hingga Minggu (22/9) pagi waktu setempat.
Qassem menyebut serangan terhadap fasilitas produksi militer Israel dan pangkalan udara di dekat Haifa itu sebagai bagian dari "perhitungan terbuka" yang baru.
Dia menegaskan kembali bahwa hanya gencatan senjata di Jalur Gaza yang akan menghentikan serangan lintas perbatasan dari Hizbullah. Dia juga memperingatkan bahwa "solusi militer Israel telah meningkatkan dilema bagi Israel dan penduduk di wilayah utara" negara tersebut.
Tel Aviv sebelumnya mengumumkan bahwa pemulangan warganya di wilayah utara menjadi salah satu tujuan perang terbaru. Para penduduk Israel bagian utara terpaksa mengungsi dalami beberapa bulan terakhir sejak serangan lintas perbatasan dari Hizbullah semakin meningkat.(*)