Kepulauan Meranti, sorotkabar.com - Kepolisian Daerah (Polda) Riau menguji kesiapan Polres Kepulauan Meranti dalam menghadapi potensi kerusuhan hingga aksi anarkisme.
Kesiapan personel diuji dalam simulasi sistem pengamanan markas komando (Sispam Mako) dan sistem pengamanan unjuk rasa (Sispam Unras).
Simulasi tersebut dinilai langsung oleh tim dari Polda Riau yang dipimpin oleh Wakapolda Riau Brigjen Adrianto Jossy Kusumo, di Mapolres Kepulauan Meranti, Senin, 27 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari evaluasi kesiapsiagaan dan profesionalisme personel kepolisian dalam menghadapi situasi kontinjensi, baik ancaman terhadap markas maupun gangguan keamanan dalam bentuk aksi massa.
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Aldi Alfa Faroqi, menjelaskan bahwa kegiatan ini dibagi dalam dua sesi utama untuk menguji kesiapan personel menghadapi kondisi darurat yang berpotensi mengancam keamanan markas maupun stabilitas wilayah.
"Simulasi ini untuk menguji kesiapsiagaan personel dan efektivitas prosedur yang kami miliki, baik dalam menghadapi ancaman internal mako maupun gangguan kamtibmas skala besar seperti unjuk rasa," ujar AKBP Aldi, Selasa (28/10/2025).
Kapolres AKBP Aldi Alfa Faroqi menegaskan, kegiatan tersebut bukan sekadar latihan, tetapi bagian dari tanggung jawab institusi kepolisian untuk selalu siaga menghadapi situasi tak terduga.
"Kami berkomitmen agar seluruh personel Polres Meranti selalu siap dalam menghadapi kondisi apapun, menjaga markas, serta memberikan rasa aman bagi masyarakat," tuturnya.
Simulasi Sispam Mako
Sesi pertama diawali dengan latihan Sispam Mako, yaitu simulasi pengamanan markas kepolisian dari potensi serangan eksternal.
Kapolres memerintahkan Kabag Ops melaksanakan Panggilan Luar Biasa (PLB) atau Alarm Stelling, yang ditandai dengan bunyi lonceng dan sirene tanda siaga. Seluruh personel langsung menempati posisi sesuai ploting pengamanan.
Sebanyak 159 personel diterjunkan untuk menjaga 16 titik strategis di dalam dan luar Mako Polres, mencakup ruang tahanan, gudang senjata, lobi utama, serta area perimeter luar seperti gerbang, pagar sisi kanan-kiri, dan area belakang markas.
Setelah seluruh area berhasil diamankan dan situasi dinyatakan terkendali, status siaga dicabut. Kegiatan dilanjutkan dengan apel konsolidasi dan evaluasi oleh jajaran pimpinan.
Simulasi Sispam Unras
Sesi berikutnya adalah simulasi pengamanan unjuk rasa (Sispam Unras).
Skenario dalam simulasi, polisi menangkap seorang pelaku penimbunan beras yang menyebabkan kelangkaan bahan pokok di wilayah Meranti.
Penangkapan itu memicu protes dari sekitar 1.000 simpatisan yang berencana mendatangi Mapolres untuk menuntut pembebasan pelaku.
Massa berjumlah sekitar 500 orang tiba di depan gerbang Mapolres dan mulai berorasi. Tim negosiator bersama personel Polwan berada di barisan depan untuk mengimbau massa tetap tertib dan damai.
Kapolres bersama tokoh masyarakat turun langsung menemui pengunjuk rasa, menegaskan bahwa aspirasi akan ditindaklanjuti sesuai prosedur hukum dan meminta agar massa tidak terprovokasi.
Namun, dalam simulasi lanjutan, situasi berkembang menjadi tidak terkendali (situasi kuning). Sebagian massa mulai mendorong barikade, membakar ban, serta melempar benda keras ke arah petugas.
Pasukan Dalmas Lanjut kemudian melakukan formasi desak maju dan lapis ganti. Saat massa mulai melakukan pembakaran, tim penembak flashball dan gas air mata dikerahkan.
Tim Water Cannon dari Damkar Kepulauan Meranti bergerak maju menyemprotkan air untuk mengurai massa, sementara Raimas melakukan penembakan gas air mata ke arah titik kerusuhan.
Di sisi lain, tim medis segera melakukan evakuasi terhadap korban yang terjatuh, dan tim Raga melakukan patroli di sekitar lokasi guna memastikan area aman.
Dalam waktu singkat, seluruh situasi berhasil dikendalikan dan Mako Polres Kepulauan Meranti kembali kondusif.(*)