Kuala Lumpur, sorotkabar.com- ASEAN membahas pembiayaan proyek ASEAN Power Grid (APG) yang akan menghubungkan jaringan listrik nasional seluruh negara anggota, bersama dengan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB).
Pembahasan dilakukan di sela rangkaian pertemuan menteri-menteri energi ASEAN Ke-43, dalam Forum Bisnis Energi ASEAN 2025, di Kuala Lumpur Convention Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu.
"ASEAN telah menetapkan inisiatif ASEAN Power Grid sebagai salah satu upaya strategis dalam kerja sama energi di kawasan.
APG bukan sekadar infrastruktur ia merupakan simbol solidaritas dan keterhubungan kita," kata Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Peralihan Tenaga dan Transformasi Air Malaysia Datuk Amar Haji Fadillah bin Haji Yusof, dalam sambutannya di forum tersebut.
Fadillah menyampaikan bahwa Malaysia selaku Ketua ASEAN tahun ini berbangga karena dukungan Nota Kesepahaman (MoU) APG yang Ditingkatkan (Enhanced APG MoU) menjadi salah satu pencapaian ekonomi prioritas di bawah Kepemimpinan ASEAN 2025 oleh Malaysia.
Menurut dia, penyelesaian MoU ini akan menandai komitmen baru ASEAN untuk memajukan kerja sama energi melalui APG, sekaligus menjadi landasan utama dalam mengatasi tantangan untuk mewujudkan impian APG, termasuk dalam aspek pembiayaan.
Dia mengatakan pembiayaan proyek APG sangat penting karena merupakan dasar dari cita-cita energi kawasan.
"Tanpa mekanisme pembiayaan yang memadai dan inovatif, bahkan proyek yangl paling menjanjikan pun dapat terhenti," jelasnya.
Oleh karena itu, Fadillah menyampaikan, ASEAN harus menggerakkan pembiayaan publik dan swasta, mengurangi risiko investasi, serta menciptakan lingkungan yang mendukung komitmen jangka panjang.
Dia mengatakan membiayai APG adalah tentang kepercayaan, visi, dan peluang bersama.
Sehubungan dengan itu, dia pun menyampaikan ucapan selamat kepada Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) atas diskusi yang produktif bersama Pusat Energi ASEAN (ACE) dan Sekretariat ASEAN terkait inisiatif pembiayaan APG.
"Pertemuan ini menjadi momen penting yang merepresentasikan komitmen ASEAN untuk mengembangkan APG, melampaui batas sektor energi semata," kata Fadillah.
Dia juga mengapresiasi usulan pembentukan Kelompok Kerja Pembiayaan APG, yang terdiri atas Sekretariat ASEAN, Pusat Energi ASEAN (ACE), Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Asia (ADB).
Dia berharap kelompok kerja tersebut dapat bekerja erat dalam mempercepat kemajuan inisiatif pembiayaan itu, dengan ACE bertindak sebagai Sekretariat Kelompok Kerja.
Fadillah juga menyampaikan penghargaan atas peran ACE sebagai Sekretariat APG yang akan datang, di bawah Enhanced APG MoU, untuk memimpin koordinasi antara kelompok kerja, negara anggota, serta badan-badan terkait APG seperti Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities (HAPUA), ASEAN Energy Regulators Network (AERN), dan ASEAN Power Grid Consultative Committee (APGCC).(*)