Pekanbaru,sorotkabar.com — Harga cabai merah di Kota Pekanbaru kembali bikin "menyengat" kantong warga. Memasuki awal Oktober 2025, harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional mencapai Rp100 ribu per kilogram.
Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, harga cabai merah masih jauh lebih murah, hanya sekitar Rp30 ribu per kilogram.
Lonjakan tajam ini menjadi salah satu faktor utama pemicu inflasi di Pekanbaru, yang kini termasuk dalam 10 kota dengan inflasi tertinggi di Indonesia.
Walikota Pekanbaru, Agung Nugroho, menyebut kenaikan harga cabai merah menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Menurutnya, inflasi yang sebelumnya berada di kisaran 3 persen kini meningkat tajam akibat melonjaknya harga bahan pangan tersebut.
"Harga cabai merah yang meroket membuat inflasi kita menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia," ujar Agung, Senin (6/10).
Untuk menekan laju inflasi, Pemko Pekanbaru terus menggelar pasar murah di berbagai kecamatan. Program ini digelar hampir setiap pekan agar masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau.
"Dengan harga cabai yang menembus seratus ribu, kami akan lebih intens melaksanakan pasar murah," tambah Agung.
Selain pasar murah, pemerintah kota juga tengah menyiapkan rencana subsidi harga cabai merah bagi masyarakat. Langkah ini diharapkan bisa membantu menjaga daya beli dan menstabilkan harga di pasaran.
"Kita berupaya agar inflasi tidak terus meningkat seperti sekarang," jelasnya.
Agung menuturkan, pihaknya saat ini melakukan rapat maraton bersama tim pengendali inflasi daerah untuk mencari solusi jangka pendek dan panjang.
Salah satu langkah yang akan segera diambil adalah memperluas jangkauan pasar murah hingga ke seluruh kelurahan di 15 kecamatan.
"Pasar murah nanti akan fokus menjual cabai merah dan sejumlah bahan pokok lain yang harganya naik," katanya.
Ia menambahkan, kenaikan harga cabai merah tidak hanya terjadi di Pekanbaru, tetapi juga di beberapa daerah lain di Indonesia. Pemko Pekanbaru juga akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar untuk menelusuri penyebab pasti kenaikan harga.
"Kami akan turun langsung ke lapangan untuk memastikan tidak ada permainan harga di pasaran," tutup Agung.(*)