Jakarta sorotkabar.com — Impor barang modal tercatat meningkat pada periode Januari–Agustus 2025. Kementerian Perdagangan menyebut kenaikan terutama dipicu masuknya central processing unit (CPU), mesin industri, hingga alat berat.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menjelaskan, total impor sepanjang delapan bulan pertama tahun ini mencapai 155,99 miliar dolar AS atau tumbuh 2,05 persen dibanding periode sama tahun lalu. Peningkatan didorong impor nonmigas yang naik 4,85 persen menjadi 134,88 miliar dolar AS.
"Kenaikan impor barang modal yang mencapai 17,94 persen turut disebabkan naiknya impor CPU; mesin untuk memilah, menyaring, memisahkan, dan mencuci; peralatan navigasi kapal; alat penerima portabel; dan alat berat,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).
Struktur impor tetap didominasi bahan baku atau penolong dengan porsi 70,89 persen, disusul barang modal 20,08 persen, dan barang konsumsi 9,03 persen.
Meski impor bahan baku turun untuk sejumlah komoditas seperti gula tebu, kedelai, dan polypropylene, dominasi bahan baku disebut mencerminkan orientasi produktif ekonomi Indonesia.
Pada sisi lain, impor barang konsumsi juga menurun, terutama pendingin ruangan, bawang putih, mobil listrik, pir, dan apel.
Adapun komoditas nonmigas dengan kenaikan tertinggi antara lain kakao dan olahannya (108,89 persen), kapal dan struktur terapung (77,43 persen), serta garam dan semen (72,15 persen).
Negara asal impor terbesar masih didominasi Tiongkok, Jepang, dan AS dengan kontribusi gabungan 52,78 persen.
Namun lonjakan tertinggi justru datang dari Ekuador (102,75 persen), Uni Emirat Arab (62,74 persen), dan Arab Saudi (28,03 persen.(*)