Yogyakarta,sorotkabar.com - Peristiwa Gerakan 30 September atau yang dikenal sebagai G30S/PKI tak pernah lekang dan masih terasa di tengah masyarakat terutama menjelang akhir September. Meski terjadi lebih dari setengah abad lalu, generasi muda khususnya Generasi Z masih dihadapkan pada memori kolektif penuh luka ini. Mereka tidak hanya diwarisi ingatan sejarah, tetapi juga kegelisahan.
Namun, bagaimana sebenarnya anak-anak muda hari ini memaknai tragedi kelam itu? Apakah G30S/PKI masih relevan bagi mereka di tengah gempuran informasi digital dan dinamika politik kekinian?
Republika berbincang dengan beberapa anak muda dari Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang lahir setelah masa Reformasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan, muncul beragam pandangan yang tidak hanya kritis, tetapi juga menggambarkan upaya mereka untuk memahami sejarah secara lebih utuh dan kontekstual.
Sebagian besar generasi Z mengaku mengenal peristiwa G30S/PKI sejak bangku sekolah. Namun, setelah memasuki dunia perkuliahan atau mulai menggali literatur sejarah lebih luas, mereka mulai menyadari sejarah tidak bisa dipandang hanya dari satu sisi.(*)