KJRI Johor Bahru fasilitasi pemulangan 50 WNI/PMI lewat jalur laut

Kamis, 04 September 2025 | 20:31:31 WIB
Ilustrasi: SorotKabar.com

Kuala Lumpur,sorotkabar.com - Konsulat Jenderal Republik Indonesia Johor Bahru (KJRI JB) Malaysia, kembali menegaskan komitmennya dalam pelayanan dan pelindungan WNI melalui pendampingan pemulangan/deportasi mandiri sebanyak 50 WNI/PMI, Kamis hari ini.

Berdasarkan keterangan Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya (Pensosbud) KJRI Johor Bahru, yang diterima di Kuala Lumpur, Kamis, 50 WNI/PMI yang dipulangkan terdiri atas 49 WNI/PMI dari Depot Tahanan Imigresen (DTI) Pekan Nenas, Johor (18 laki-laki dewasa, 29 perempuan dewasa, dan 2 anak laki-laki), serta dan satu orang PMI perempuan gagal bekerja dari Tempat Singgah Sementara (TSS) KJRI Johor Bahru.

Pemulangan dilakukan melalui jalur laut dari Terminal Internasional Pasir Gudang, Johor menuju Pelabuhan Batam Center, Batam, Kepulauan Riau pada jam 11:00 waktu setempat.

Pemulangan didampingi dua Satgas Pelayanan dan Pelindungan KJRI Johor Bahru.

Setibanya di Batam, para deportan disambut oleh tim P4MI Batam, Imigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan mitra lainnya, kemudian ditampung sementara oleh P4MI Batam sebelum kembali ke daerah asal masing-masing.

Koordinator Satgas Pelayanan dan Pelindungan KJRI Johor Bahru Jati H Winarto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Program M, kolaborasi antara Jabatan Imigresen Malaysia (JIM) Putrajaya dan Perwakilan RI.

“Sejak Januari 2025 sampai Agustus 2025, KJRI Johor Bahru telah memberikan fasilitasi pemulangan/deportasi/repatriasi kepada 4.156 WNI/PMI, di mana 1.128 orang di antaranya dipulangkan melalui Program M," kata Jati.

Menurut Jati, KJRI terus melakukan diseminasi informasi, pendampingan, dan layanan agar WNI dapat bekerja dan tinggal di Malaysia dengan aman, legal, dan bermartabat.

Hal ini dilakukan mulai dari mengurus dokumen dengan benar sampai memahami hak dan kewajiban sebagai pekerja.

Upaya yang dilakukan KJRI dalam hal ini antara lain talk show live mengenai migrasi dengan aman bersama RRI Batam dan penyampaian informasi melalui media sosial KJRI Johor Bahru.

Langkah ini juga menjadi refleksi atas tantangan global: kebutuhan tenaga kerja lintas batas, tekanan ekonomi domestik, dan literasi migrasi yang masih terbatas.

Maka, kata Jati, pemulangan bukan akhir dari cerita, melainkan awal dari perbaikan sistem, edukasi publik, dan diplomasi yang lebih inklusif.(*)

Halaman :

Terkini