Jakarta,sorotkabar.com – Media Al Jazeera pada Sabtu (30/8/2025) mengeluarkan tulisan yang menyoroti mengapa terjadi demo dengan kerusuhan di Indonesia, khususnya di Jakarta. Tulisan berjudul “Mengapa protes antipemerintah terjadi di Indonesia?” ini mencoba menjelaskan apa penyebab demo yang memicu aksi anarkistis tersebut.
Gelombang protes antipemerintah yang dipicu krisis biaya hidup kembali mengguncang Indonesia. Kemarahan massa memuncak setelah seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan (21), tewas tertabrak kendaraan polisi saat demonstrasi di depan gedung DPR, Jakarta.
Dalam pidato video yang dirilis pada Jumat (29/8/2025), Presiden Prabowo Subianto menyerukan masyarakat tetap tenang dan mempercayai pemerintah. Namun, seruan itu tak mampu meredam amarah massa. Para demonstran melempari markas Brigade Mobil (Brimob) di Kwitang, Jakarta Pusat, bahkan membakar sebuah gedung lima lantai di dekat kompleks kepolisian.
Meski diguyur hujan deras, aksi protes terus berlanjut hingga malam, menjadi ujian terbesar bagi kepemimpinan Prabowo sejak dilantik pada Oktober lalu.
“Kerusuhan ini lahir dari akumulasi kekecewaan publik terhadap kondisi ekonomi dan politik. Demonstran menyoroti laporan tunjangan perumahan DPR sebesar Rp 50 juta per bulan bagi 580 anggota dewan, jumlah yang hampir 10 kali lipat UMR Jakarta dan 20 kali lipat upah minimum di daerah miskin,” tulis Al Jazeera.
Selain itu, inflasi dan tingginya pajak dianggap makin memberatkan rakyat. Kelompok mahasiswa Gejayan Memanggil menuntut pemotongan gaji DPR yang mereka sebut sebagai “elite korup” serta kenaikan upah minimum sesuai tingkat inflasi.
Aksi demo dimulai Senin lalu, ketika massa berpakaian hitam melempar batu dan menyalakan kembang api ke arah polisi antihuru-hara di sekitar DPR. Kerusuhan semakin memanas pada Kamis setelah beredar video yang memperlihatkan Affan Kurniawan tertabrak kendaraan taktis polisi saat sedang mengantarkan pesanan makanan.
Pada Jumat, ribuan demonstran bergerak menuju markas Brimob di Jakarta. Bentrokan meluas dengan infrastruktur rusak, lalu lintas macet, dan gas air mata memenuhi udara.
Kerusuhan juga merebak ke berbagai kota besar, termasuk Surabaya, Solo, Yogyakarta, Medan, Makassar, Manado, Bandung, hingga Manokwari. Di Surabaya, demonstran menyerbu kantor gubernur, merusak pagar, serta membakar kendaraan dinas. Polisi merespons dengan gas air mata dan meriam air, sementara massa melawan menggunakan kembang api dan tongkat kayu.
Presiden Prabowo telah memerintahkan investigasi transparan atas kematian Affan Kurniawan. Namun, situasi politik dan ekonomi semakin tertekan. Bursa saham Indonesia anjlok 1,5 persen pada penutupan Jumat, sementara nilai rupiah melemah 0,8 persen terhadap dolar AS.
“Kerusuhan ini kini menjadi ujian terberat pemerintahan Prabowo, yang dituntut untuk segera meredakan krisis politik sekaligus memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat,” tutup Al Jazeera.(*)