Prosedur Persalinan Berujung Malapraktik: Ibu Hamil Kehilangan Jari, Keluarga Tuntut Keadilan

Jumat, 08 Agustus 2025 | 21:38:08 WIB
Ilustrasi: SorotKabar.com

Jakarta,sorotkabar.com– Hera Puji Astuti tak pernah menyangka bahwa momen bahagia kelahiran bayinya justru berubah menjadi tragedi. Setelah menjalani persalinan di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur, Hera terpaksa mengalami amputasi pada jari tangan kirinya, setelah kondisinya memburuk pasca persalinan.

Hera tiba di rumah sakit pada Senin, 5 Mei 2025, untuk melahirkan bayinya. Namun, beberapa waktu setelah proses persalinan, Hera mulai merasakan kondisi tubuhnya memburuk. Tangan kirinya, yang awalnya sehat, mulai menghitam hingga mengalami pembusukan. Menurut kuasa hukum keluarga, Kemas Mohammad, pembusukan itu diduga disebabkan oleh emboli pada pembuluh darah pasca infus yang gagal ditangani dengan tepat.

"Kami menduga pembusukan ini terjadi akibat kelalaian medis yang tidak segera ditangani dengan baik, yang akhirnya menyebabkan tangan kiri Hera tidak bisa diselamatkan," ujar Kemas, Jumat (8/8/2025).

Kelalaian yang Mengubah Hidup Keluarga Hera, yang awalnya berharap momen persalinan menjadi kenangan indah, kini harus menghadapi kenyataan pahit. "Kami tidak menyangka persalinan yang seharusnya menjadi momen bahagia justru berubah menjadi tragedi," ungkap keluarga. Mereka merasa bahwa pihak rumah sakit telah lalai dalam melakukan pengawasan dan perawatan pasca persalinan.

Keluarga juga merasa dirugikan baik secara fisik maupun psikis, terlebih setelah mengetahui bahwa tangan kiri Hera harus diamputasi untuk mencegah kondisi lebih parah.

Saat ini, keluarga Hera tengah mengumpulkan bukti-bukti medis dan rekam jejak perawatan untuk membawa kasus ini ke jalur hukum. Mereka juga telah melaporkan kasus ini kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta Lembaga Perlindungan Konsumen.

"Transparansi dari pihak rumah sakit sangat dibutuhkan. Kami meminta pertanggungjawaban secara terbuka mengenai kejadian ini, serta memastikan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan," tegas Kemas.

Reformasi Pengawasan Rumah Sakit

Kasus ini mengungkapkan kelemahan sistem pengawasan rumah sakit di Indonesia, terutama dalam menangani pasien yang baru menjalani prosedur besar seperti persalinan. Kejadian ini juga mengangkat pentingnya perlindungan pasien dan evaluasi terhadap kualitas tenaga medis yang menangani pasien.

"Ini adalah luka lama yang kembali terbuka, terkait buruknya pengawasan dan sistem perlindungan pasien di sejumlah rumah sakit. Kami berharap ada evaluasi menyeluruh agar pasien bisa merasa lebih aman dan terjamin dalam mendapatkan perawatan medis," ungkap Kemas.

Keluarga Hera kini berharap agar kejadian ini membawa perubahan dan perhatian lebih terhadap kualitas pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit.

Hingga berita ini dimuat, Liputan6.com masih berupaya mencari klarifikasi dari pihak Rumah Sakit Islam Pondok Kopi terkait kejadian tersebut.(*)                                                                                                                                                                                                                                                                        

Halaman :

Terkini