Kawasan Ekonomi Digital Batam Laris Dibeli Perusahaan Teknologi Global

Senin, 28 Juli 2025 | 20:05:41 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Executive Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita, CEO B-Universe Rio Abdurachman, Wakil Direktur Utama B-Universe Apreyvita D Wulansari, Pemimpin Redaksi Investor Daily Djaka Susila, Pemi

Jakarta,sorotkabar.com - Pemerintah menegaskan bahwa data center bukan lagi sekadar infrastruktur digital, melainkan aset strategis yang menopang masa depan ekonomi nasional. Di tengah masifnya penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan pertumbuhan ekonomi berbasis data, Indonesia dinilai memiliki daya saing tinggi di sektor ini.

“Dengan speed, itu adalah data center. Dengan data center adalah energi hijau. Jadi lingkungannya, ekosistemnya itu semakin besar,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam dialog Investor Daily Round Table (IDRT) di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (28/7/2025).

Airlangga mengungkapkan, kawasan ekonomi digital di Batam bahkan telah sold out, diborong oleh sejumlah perusahaan teknologi global, seperti Google, Amazon Web Services, hingga Oracle. Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan ekspansi kawasan digital baru untuk memenuhi lonjakan permintaan.

“Kita sedang melakukan ekspansi luasannya. Ini industri yang sangat diminati, apalagi dengan AI. Ini adalah future industry,” tegasnya.

Ia menambahka, kebutuhan akan kecepatan dan efisiensi membuat perusahaan global menempatkan server-nya sedekat mungkin dengan pengguna. Hal ini menjadikan Indonesia bukan hanya sebagai pasar, tetapi sebagai pusat infrastruktur digital kawasan.

Lebih dari itu, Airlangga menyebut bahwa tren pembangunan data center kini juga terhubung erat dengan agenda energi hijau. Pasalnya, sebagian besar pusat data modern mensyaratkan penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Ia juga menyinggung persoalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam industri data center. Ia menjelaskan bahwa server yang menjadi inti dari fasilitas tersebut pada dasarnya bersifat "swappable" atau dapat diganti secara modular, serupa dengan model bisnis cartridge di pesawat atau pembangkit listrik.

“Data center itu propertinya seperti kantor. Pemilik gedung tidak punya akses ke isi kantor sang penyewa. Sama halnya dengan server, apa yang dipasang dan dikeluarkan itu milik tenant dan itu bukan bagian dari TKDN,” pungkasnya.(*)

Halaman :

Terkini