Siak, sorotkabar.com — Menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai Bupati Siak, Alfedri masih menjalankan tugas-tugas pemerintahan seperti biasa.
Di saat yang sama, pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Afni Zulfadli dan Syamsurizal, terus menggesa penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tanpa komunikasi terbuka dengan petahana.
Minimnya interaksi antara Alfedri dan Afni menimbulkan kesan bahwa transisi kepemimpinan di Kabupaten Siak berjalan tanpa koordinasi yang hangat.
Tidak terlihat adanya silaturahmi, audiensi, maupun rapat resmi antara kedua pihak menjelang pelantikan Afni–Syamsurizal yang dijadwalkan pada 4 Juni 2025.
Di tengah fase transisi yang seharusnya menjadi momentum konsolidasi, Bupati Alfedri justru terlihat menjalankan agenda administratifnya secara mandiri.
Salah satu kegiatan terbaru adalah melantik sejumlah pejabat antar waktu (PAW) di tingkat kampung.
Pelantikan tersebut berlangsung di Kecamatan Kerinci Kanan, berdasarkan dua surat keputusan Bupati Siak, masing-masing Nomor 100.3.3.2/446/Hk/Kpts/2025 dan Nomor 100.3.3.2/210/Hk/Kpts/2025.
Dalam acara yang berlangsung khidmat, Ali Kasim dilantik sebagai Penghulu PAW Kampung Kerinci Kiri, dan Suyono sebagai Ketua PAW Bapekam Buatan Baru.
Masa jabatan mereka akan berlangsung hingga tahun 2031.
Dalam sambutannya, Alfedri kembali mengingatkan pentingnya tanggung jawab dalam membangun kampung dan melayani masyarakat.
“Bekerjalah untuk masyarakat, adil dalam mengambil kebijakan, dan tetap berpijak pada aturan yang berlaku,” pesannya.
Namun di tengah rutinitas pemerintahan itu, muncul pertanyaan publik tentang posisi dan peran Alfedri dalam masa transisi.
Tidak ada agenda peninjauan ruang kerja, pengenalan pejabat lintas periode, atau dialog kebijakan yang biasanya menjadi bagian dari transisi yang sehat.
Sejumlah pengamat menilai situasi ini mencerminkan belum matangnya kultur demokrasi dan kepemimpinan transformatif di daerah.
Ruang transisi yang seharusnya terbuka justru terasa kaku dan tertutup.
Alfedri terlihat melanjutkan jalur pemerintahan tanpa koneksi simbolik atau administratif dengan bupati terpilih.
Sementara itu, tim Afni-Syamsurizal tampak membangun pemerintahan baru tanpa keterlibatan pendahulunya kondisi yang disayangkan dalam semangat demokrasi lokal.(*)