Kekalahan Alfedri di Pilkada Siak, Cerminan Melemahnya PAN di Riau?

Rabu, 26 Maret 2025 | 22:58:00 WIB
Bendera PAN

Pekanbaru,sorotkabar,com  - Kekalahan Alfedri di Pilkada Siak menambah rentetan kegagalan kader Partai Amanat Nasional (PAN) Riau dalam Pilkada serentak 2024.

PAN hanya bisa mempertahankan posisi Wakil Bupati Bengkalis yang ditempati Bagus Santoso.

Tak hanya itu, di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 juga hasilnya tidak terlalu menggembirakan. PAN kembali gagal mendapatkan kursi pimpinan DPRD Riau. Di DPRD Pekanbaru, PAN juga kehilangan kursi pimpinan.

Khusus Alfedri, sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN, dan petahana Bupati Siak, kekalahannya dan para kader PAN lainnya menjadi tanggungjawabnya.

Lantas, apa yang membuat PAN mengalami banyak kekalahan di masa kepemimpinan Alfedri?.

Menurut Pengamat Politik dari Universitas Riau Dr Tito Handoko, jika dirujuk dari teori kelembagaan partai politik (Parpol), ada empat variabel dalam penguatan partai politik dari teori Matias Basedau and Alexander Stroh.

Pertama masalah mengakar dalam masyarakat, kemudian otonomi, organisasi dan koherensi. "Parpol harus dikelola supaya bisa memenuhi empat variabel itu," kata Tito, Rabu (26/3/2025).

Dalam hal ini, kata Tito, selama ini apakah PAN sudah menjalankan empat aspek tersebut. Misalnya dalam mengakar masyarakat, apakah PAN memiliki basis pemilih yang kuat, sehingga siapapun pengelolanya dan siapapun calegnya, pemilih akan tetap memilih PAN.

"Kemudian dalam aspek otonomi, berkaitan tentang keputusan strategis partai yang bisa diambil pada tatanan lokal atau daerah," katanya

"Ini jadi gejala baru di PAN. Dulu PAN itu tingkat DPD dan DPW dapat ambil keputusan sendiri, misalnya soal siapa ketua DPW dan DPD, nah sekarang tak ada lagi, itu ditarik semua ke DPP," katanya.

Selanjutnya, dalam koherensi yang berkaitan dengan proses kaderisasi, regenerasi dan lainnya di PAN berjalan atau tidak.

Dari situ bisa dilihat nanti itu partai melembaga atau tidak.

Secara keseluruhan, kata Tito, Alfedri memang dianggap gagal dalam tata kelola partai politik.

Merujuk pada kepala daerah lain yang merupakan ketua partai, masih tetap bisa memenangkan partai di wilayahnya.

"Contohnya Afrizal Sintong di Rohil, dulu kalah dari PDIP sekarang Golkar dapat kursi ketua DPRD Rohil.

Suhardiman Amby di Kuansing bisa membawa Gerindra jadi Ketua DPRD mengalahkan dominasi Golkar. Zukri di Pelalawan PDIP jadi Ketua DPRD mengalahkah dominasi Golkar," katanya.

Sementara itu, Alfedri sebagai Ketua DPW PAN malah tidak bisa membawa PAN meningkat. Malah beberapa daerah raihan kursi mengalami penurunan.

"Ini tentu harus jadi bahan intropeksi bagi PAN. Apalagi kedepan akan ada Muswil pemilihan ketua baru, kita bisa lihat nanti apakah PAN akan mampu kembali bersinar, " katanya.(*) 
 

Terkini