Unri Dorong Pemerintah Tingkatkan Bantuan UMKM

Minggu, 09 Februari 2025 | 15:52:17 WIB
Unri Dorong Pemerintah Tingkatkan Bantuan UMKM

Pekanbaru, sorotkabar.com - Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau (FEB Unri) menggelar Diskusi Panel Outlook Ekonomi Indonesia dan Riau 2025 di Balairung Siak Sri Indrapura, Kampus Unri, Jl Pattimura, Kota Pekanbaru, Sabtu (9/2).

Pertemuan dibuka Koordinator Program Studi Strata 3 Manajemen Prof. Dr. Susi Hendriyani, SE. M. Si dan diikuti puluhan mahasiswa sebagai peserta.

Diskusi menghadirkan narasumber Ketua Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi (Ikafe) Unri DR. Djonieri, SE., AK., MBA., CA, dosen FEB Unri Dr. H. Edyanus Herman Halim, SE., MS., CCFA dan President Director Retail Connection Indonesia Tedy Marco. Menurut Djonieri, usaha mikro kecil menengah (UMKM) sangat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni memberikan kontribusi 60 persen kepada produk domestik bruto (PDB). Industri kecil tersebut juga menyerap tenaga kerja hingga 97 persen.

“Leverage-nya terhadap pertumbuhan ekonomi luar biasa. UMKM ini sarang ekonomi kreatif kalau dibuat ekosistemnya lebih bagus,” kata Djonieri.

Ia mengharapkan pemerintah mendukung bisnis rumah tangga sebagai sokoguru ekonomi nasional. Djonieri menilai perhatian dan bantuan pemerintah Indonesia terhadap UMKM masih rendah dibanding luar negeri. Ketua Dewan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ini mencontohkan pemerintah Thailand dan Cina yang mendorong UMKM berkembang lebih cepat. Pemerintah negara tersebut memberikan kemudahan ekspor, insentif dan diskon untuk mendukung kemajuan usaha kecil.

“Di Thailand dan Cina itu, produk UMKM ditendang supaya bisa ekspor. Banyak kemudahan diberikan,” kata Djonieri. Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan ini mengungkapkan PT Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) sebagai pendukung usaha kecil baru berdiri di 18 provinsi di Indonesia.

Ia berharap jumlah PT Jamkrida ditambah agar mampu meningkatkan penjaminan modal UMKM. “Kalau Jamkrida kecil, dia tidak akan kuat menjamin UMKM di daerah yang jumlahnya 100 ribuan. Pemerintah harus menolong UMKM, bangun ekosistemnya,” kata Djonieri.

Ia menyebut tantangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia antara lain non performing loan (NPL) masih tinggi sehingga bank takut memberikan pinjaman, rendahnya edukasi dan literasi serta pemerintah yang kurang memiliki insting bisnis. Kondisi ini berbeda dengan negara lain, seperti Singapura yang sangat dinamis.

“Pemerintah Singapura insting bisnisnya lebih mengemuka, di samping memang mereka kuat. Disana apa aja jadi bisnis. Produk mereka nomor 5 atau 1 di dunia,” kata Djonieri.

Ia menekankan pentingnya pendidikan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di masa depan. Djonieri menyatakan suatu negara akan menang dalam persaingan ekonomi jika mengeluarkan dana besar bagi kebutuhan riset dan pendidikan. Contohnya, Cina yang hampir menguasai bisnis global karena mengutamakan pengembangan sumber daya manusia.

“Lessons learned-nya, universitas kita harus bagus untuk menghadapi kompetisi ekonomi,” kata Djonieri. (*)
 

Terkini