Terowongan Hizbullah Dibongkar Israel, Rudal Antitank Ditemukan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:18:09 WIB
Ilustrasi dampak serangan Hizbullah ke Israel (Foto: REUTERS/Shir Torem)

Tel Aviv, sorotkabar.com - Israel menemukan terowongan Hizbullah yang membentang dari Lebanon ke Israel. Militer Israel pun membongkar terowongan itu.

Dilansir AFP, Rabu (9/10/2024), militer Israel membongkar terowongan Hizbullah yang membentang di bawah tanah melintasi perbatasan hingga ke dalam wilayahnya. Temuan ini didapat saat militer Tel Aviv terus melancarkan operasi darat di wilayah Lebanon bagian selatan.

"Malam ini kami melaporkan bahwa kami menemukan dan membongkar sebuah terowongan sepanjang 25 meter, yang melintasi pagar perbatasan sejauh 10 meter ke dalam wilayah Israel," ujar juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, dalam pernyataannya.

Dia mengatakan terowongan itu sudah dideteksi sejak beberapa bulan lalu. Dia mengatakan penyelidikan lebih lanjut dilakukan militer Israel dengan teknologi.

"Kami mendeteksi hal ini beberapa bulan yang lalu, kami telah mengidentifikasi dan menyelidikinya dengan menggunakan sarana teknologi, kami tidak memberitahu Hizbullah bahwa kami telah mengetahuinya dan sekarang kami dapat mengonfirmasi bahwa kami juga sedang membongkarnya," ucapnya.

Dalam pernyataan terpisah, militer Israel menyebut terowongan itu membentang dari area Marwahin di Lebanon hingga ke dalam wilayah Israel, tepatnya di dekat area Zarit. Selama operasi darat di Lebanon, menurut militer Tel Aviv, pasukannya juga menemukan persenjataan, peledak dan rudal antitank di dalam terowongan tersebut.

Hagari juga mengatakan pasukan Israel terus melanjutkan pencarian terowongan-terowongan Hizbullah lainnya di sepanjang perbatasan dan di desa-desa di wilayah Lebanon bagian selatan. Dia mengatakan militer Israel telah menempatkan pasukan agar terowongan itu tak digunakan Hizbullah.

"Terowongan itu berada di bawah kendali operasional penuh hingga kedatangan tentara-tentara di area tersebut untuk mencegah penggunaannya bagi aktivitas-aktivitas teroris," demikian pernyataan militer Israel.

Militer Israel menyebut Hizbullah telah membangun jaringan luas terowongan bawah tanah. Hizbullah disebut membangun terowongan untuk menyerang militer Israel.

"Selama bertahun-tahun, front selatan Hizbullah telah membangun jaringan luas infrastruktur bawah tanah dan pusat komando di Lebanon bagian selatan, yang bertujuan untuk menyerang tentara-tentara IDF (Angkatan Bersenjata Israel) selama pertempuran dan melaksanakan rencana serangan terhadap masyarakat di Israel bagian utara," ujar pernyataan tersebut.

Israel terus meningkatkan operasi militer melawan Hizbullah sejak akhir September lewat serangan udara tanpa henti terhadap lokasi yang mereka sebut markas dan gudang persenjataan Hizbullah di Lebanon bagian selatan dan bagian timur serta di ibu kota Beirut. Pasukan Tel Aviv juga melancarkan serangan darat di wilayah Lebanon bagian selatan.

Ancaman Hizbullah
Kelompok Hizbullah mengingatkan mereka akan menggencarkan serangan terhadap Israel, termasuk kota pelabuhan Haifa, jika negara itu terus menggempur Lebanon. Hizbullah mengklaim mereka mampu melakukan serangan rudal ke Israel.

"Serangan musuh Israel yang semakin intensif berarti bahwa Haifa dan lokasi-lokasi lain akan menjadi sasaran roket kami seperti halnya Kiryat Shmona, Metula, dan lokasi-lokasi lain," kata kelompok bersenjata yang didukung Iran itu, dilansir kantor berita AFP.

Militer Israel sebelumnya melaporkan bahwa 85 proyektil ditembakkan dari Lebanon ke Israel utara, termasuk Haifa. Hizbullah yang bermarkas di Lebanon juga menembakkan sedikitnya 190 rudal 'Fadi 1' ke wilayah Israel, termasuk pangkalan militer di Haifa, kota terbesar ketiga di Israel.

Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut sekitar 190 proyektil telah memasuki wilayahnya pada Senin (7/10) waktu setempat. Serangan itu menyebabkan 12 orang mengalami luka-luka akibat rentetan serangan tersebut.

Militer Israel juga mengumumkan penambahan pasukan dalam operasi darat di dalam wilayah Lebanon, dekat perbatasan. Diklaim oleh Tel Aviv, bahwa operasi darat mereka di Lebanon dilakukan secara 'terlokalisasi, terbatas dan tepat sasaran', namun skalanya terus meningkat sejak pekan lalu.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengingatkan rakyat Lebanon bahwa mereka dapat menghadapi 'kehancuran dan penderitaan' seperti warga Palestina di Gaza, jika mereka tidak 'membebaskan' negara mereka dari kelompok Hizbullah.

"Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang, yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza," kata Netanyahu dalam pidato yang ditujukan kepada rakyat Lebanon.

"Saya katakan kepada Anda, rakyat Lebanon: Bebaskan negara Anda dari Hizbullah sehingga perang ini dapat berakhir," imbuhnya.(*) 
 

Terkini