Gaza,sorotkabar, com -- Serangan udara brutal yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap sebuah masjid di Gaza pada Ahad dini hari telah mengakibatkan syahid sedikitnya 18 warga Palestina, dan puluhan lainnya terluka.
Israel juga mengebom sekolah yang menampung ratusan pengungsi.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengumumkan pada Ahad bahwa pasukan penjajahan Israel (IDF) melakukan dua pembantaian brutal di Kegubernuran Pusat (Deir al-Balah) dengan mengebom sebuah masjid dan sebuah sekolah yang menampung para pengungsi, yang mengakibatkan 24 orang mati syahid dan 93 orang terluka dalam jumlah korban awal.
“Tentara pendudukan melakukan dua pembantaian mengerikan di Kegubernuran Pusat dengan menembaki Masjid Syahid Al-Aqsa, bersebelahan dengan Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, dan Sekolah Ibn Rusyd, keduanya menampung ratusan pengungsi. Pembantaian menyebabkan 24 syuhada dan 93 luka-luka."
Menurut pernyataan tersebut, dua pembantaian brutal ini terjadi setelah serangkaian serangan yang dilakukan oleh tentara pendudukan, yang mengebom 27 rumah, sekolah, dan pusat pengungsian di berbagai wilayah di Jalur Gaza dalam 48 jam terakhir. Pengeboman yang terus-menerus ini telah mengakibatkan puluhan orang syahid dan terluka, bertepatan dengan situasi kesehatan yang buruk di Gaza, yang merupakan rumah bagi lebih dari 2,4 juta orang.
Pernyataan tersebut merinci bahwa rumah sakit yang tersisa tidak mampu memberikan layanan medis yang memadai terhadap meningkatnya jumlah orang yang terluka dan sakit, yang terus bertambah setiap hari. Kantor berita WAFA melansir, beberapa jenazah anak-anak tiba di rumah sakit dengan kondisi jenazah tak lengkap.
Selain itu, terdapat tantangan signifikan yang dihadapi pekerjaan kemanusiaan dan medis di Gaza akibat genosida yang sedang berlangsung. Petugas layanan kesehatan menghadapi tantangan yang sangat besar, karena mereka berusaha memprioritaskan pengobatan bagi mereka yang terluka parah, sementara mereka juga harus menghadapi kekurangan pasokan medis dan obat-obatan yang diperlukan untuk perawatan.
Sebelumnya pada malam hari, dua warga sipil, termasuk seorang bayi perempuan, syahid dalam serangan udara Israel di Beit Lahiya di Gaza utara. Pejabat medis mengkonfirmasi bahwa serangan itu menimpa sebuah rumah milik keluarga Masri, mengakibatkan banyak orang terluka di antara sebelas orang.
Pada saat yang sama, pesawat-pesawat tempur Israel terus melancarkan puluhan serangan di wilayah utara Gaza, yang mengakibatkan meningkatnya jumlah korban jiwa, dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak.
Agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak 7 Oktober 2023, sejauh ini telah mengakibatkan 41.825 korban jiwa warga Palestina, dengan tambahan 96.910 orang menderita luka-luka, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Ribuan orang juga dikhawatirkan tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang hancur di wilayah kantong yang dilanda perang, dengan tim pertahanan sipil dan layanan darurat tidak dapat menjangkau beberapa daerah karena masalah keamanan di tengah serangan Israel yang membabi buta.
“Kami mengutuk pembantaian brutal dan berkelanjutan yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap warga sipil, anak-anak, dan perempuan. Kami menyerukan semua negara di dunia untuk mengecam kejahatan terus-menerus terhadap pengungsi dan warga sipil ini,” demikian pernyataan Kantor Media Pemerintah Gaza.
Mereka menganggap pendudukan Israel dan pemerintah AS bertanggung jawab penuh atas tindakan genosida yang sedang berlangsung dan berlanjutnya pembantaian terhadap warga sipil di Jalur Gaza, dan menuntut agar komunitas internasional dan semua PBB serta organisasi internasional memberikan tekanan terhadap pendudukan. untuk menghentikan tindakan genosida dan menghentikan pertumpahan darah yang mengalir di Gaza.
Ismail al-Thawabta, kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, mengatakan kepada Anadolu bahwa setidaknya 16.859 anak-anak, termasuk 171 bayi, telah terbunuh oleh mesin perang Israel sejak 7 Oktober. Ia lebih lanjut menambahkan bahwa “sekitar 25.973 anak-anak Palestina sekarang tinggal di Gaza tanpa salah satu atau kedua orang tuanya karena agresi Israel.
Agresi brutal militer Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menghancurkan 79 persen dari seluruh masjid yang ada di wilayah kantong Palestina. Pernyataan tersebut dikeluarkan Kementerian Agama Gaza, Sabtu (5/101/2024).
Dalam pernyataannya, kementerian itu menyebutkan serangan Israel yang menyasar rakyat tak berdosa serta berbagai sarana dan prasarana publik itu telah menghancurkan 814 dari 1.245 masjid di Gaza, serta menyebabkan kerusakan parah pada 148 masjid lainnya.
Selain masjid, tiga gereja serta 19 dari 60 pemakaman juga tak luput dari sasaran dan dihancurkan Israel secara sengaja. Tentara Zionis dilaporkan turut melecehkan dan membongkar makam-makam serta mencuri dan memutilasi jenazah.
Selain tempat ibadah, Kemenag Gaza juga mencatat 11 fasilitas pendidikan dan pemerintah lokal di bawah wewenangnya rusak. Israel turut membunuh 288 pegawai mereka dan menangkap 19 lainnya.
Kemenag Gaza mengutuk serangan sistematis Israel terhadap situs-situs keagamaan di wilayah kantong Palestina yang dipimpin Hamas itu, dan mendesak komunitas internasional, termasuk organisasi dunia dan organisasi Islam, segera melakukan intervensi demi menghentikan kejahatan itu.
Syuhada yang gugur saat sholat Subuh di Masjid Al-Tabieen, Gaza - (Kementerian Kesehatan Gaza)
Agresi Israel ke Jalur Gaza yang pada 7 Oktober 2024 genap berlangsung setahun itu telah menewaskan lebih dari 41.800 warga Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 96.800 lainnya, kata otoritas kesehatan setempat. Serangan tersebut juga telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza menjadi pengungsi, dan mereka menghadapi kelangkaan pangan, air bersih, dan obat-obatan yang akut akibat blokade Israel.
Meski menghadapi persidangan Mahkamah Internasional (ICJ) atas kejahatan genosida dan diinstruksikan secara langsung melalui resolusi DK PBB untuk segera melakukan gencatan senjata, Israel terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza.
(*)