Hujan di Puncak Merapi, Warga Diminta Waspadai Lahar

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:59:02 WIB
Ilustrasi Gunung Merapi (Beritasatu.com/Chandra Adi Nurwidya)

Sleman,sorotkabar.com - Hujan dilaporkan mengguyur kawasan puncak Gunung Merapi pada Sabtu (20/12/2025) siang. Menyikapi kondisi tersebut, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama di sepanjang sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso menjelaskan, hujan mulai terjadi pada pukul 13.59 WIB. Berdasarkan hasil pemantauan, curah hujan tercatat sebesar 2 milimeter dengan durasi 25 menit dan intensitas mencapai 11 milimeter per jam.

“Hingga laporan disampaikan pada pukul 14.25 WIB, hujan masih berlangsung di kawasan puncak Merapi,” ujar Agus.

Ia menegaskan, kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi terjadinya lahar, khususnya di alur sungai yang berhulu di puncak gunung.

“Hujan masih berlangsung saat ini, waspadai bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi serta Awan Panas Guguran di daerah potensi bahaya,” kata Agus dalam keterangan resminya, Sabtu (20/12/2025).

Saat ini, status aktivitas Gunung Merapi masih berada pada level III (siaga). BPPTKG mencatat potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas guguran pada sektor selatan hingga barat daya.

Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Sungai Boyong dengan jarak luncur maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng dengan jarak maksimal mencapai 7 kilometer.

Sementara itu, pada sektor tenggara, potensi bahaya mencakup alur Sungai Woro dengan jarak luncur hingga 3 kilometer dan Sungai Gendol hingga 5 kilometer. Selain guguran lava, BPPTKG juga mengingatkan kemungkinan lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif, dengan radius bahaya mencapai 3 kilometer dari puncak.

BPPTKG menambahkan, hingga kini suplai magma ke tubuh Gunung Merapi masih berlangsung. Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya awan panas guguran, terutama ketika dipicu oleh curah hujan dengan intensitas tertentu di sekitar kawasan puncak.

Seiring dengan kondisi tersebut, masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di kawasan rawan bencana, khususnya di sepanjang alur sungai saat hujan turun. Warga juga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lahar, awan panas guguran, serta dampak lanjutan seperti hujan abu vulkanik.(*)

Halaman :

Terkini