Bekasi,sorotkabar.com - Remaja pria berusia belasan tahun berisinial H menjadi korban perampokan. Awalnya berniat mencari teman kencan lewat aplikasi pada Minggu (16/11/2025) di Jatiasih, Kota Bekasi. Namun, niatnya berbalik menjadi pengalaman menakutkan.
Saat tiba di lokasi pertemuan, H diadang oleh sekelompok orang tak dikenal yang membawa senjata tajam dan berupaya merampas motornya. Meski kendaraan berhasil diselamatkan, H terluka di punggung akibat sabetan celurit. Para pelaku langsung melarikan diri, meninggalkan korban yang syok dan kesakitan.
H segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan medis. Polisi pun bergerak cepat. Petugas memeriksa rekaman CCTV, mengambil keterangan saksi, dan melakukan identifikasi terhadap para pelaku. Hasil penyelidikan mengungkap lima tersangka berinisial VK, DPK, R, ANO, dan MZ. Polisi juga menyita senjata tajam yang digunakan dalam aksinya.
“Kami temukan ada pembagian peran di antara pelaku. Ada yang mengumpan korban, ada yang mengeksekusi. Satu tersangka lain, R, masih dalam pengejaran,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto di Jakarta, Sabtu (22/11/2025).
Kasus ini menyoroti risiko yang muncul dari pertemuan dengan orang tak dikenal melalui aplikasi kencan. Polisi menekankan pentingnya kewaspadaan dan edukasi publik terkait modus-modus kriminal, terutama yang memanfaatkan teknologi dan media sosial.
Pengungkapan cepat kasus ini menjadi bukti konsistensi aparat dalam menghadirkan rasa aman bagi masyarakat. Polisi menekankan, setiap laporan masyarakat ditindaklanjuti secara profesional untuk mencegah terulangnya aksi kriminal serupa.
Selain penegakan hukum, aparat juga mendorong masyarakat untuk lebih hati-hati. Memahami tanda-tanda bahaya, tidak bertemu sendirian dengan orang asing, serta memilih lokasi aman menjadi langkah penting untuk melindungi diri.
Kejadian ini juga menegaskan peran polisi tidak hanya menindak kriminal, tetapi hadir secara preventif, memberi rasa aman, dan memastikan keamanan publik tetap menjadi prioritas. "Pada era digital, kewaspadaan dan edukasi menjadi senjata utama masyarakat menghadapi risiko kriminal yang makin kompleks," tutup eks kapolresta Malang ini.(*)