Komisi VII DPR Minta Uji Alas Kaki Ditolak AS Diduga Terpapar Radioaktif

Jumat, 14 November 2025 | 21:07:51 WIB
Saleh Partaonan Daulay PAN.

Jakarta,sorotkabar.com - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah melakukan uji independen terhadap alas kaki yang dikembalikan Amerika Serikat karena tercemar zat radioaktif cesium-137 atau Cs-137. Saleh mengatakan hal tersebut penting bagi Indonesia.

"Mumpung kedua kontainernya sudah tiba di Tanah Air. Dengan begitu, hasil pengujian tersebut bisa dipublikasikan ke masyarakat. Kalau diuji sendiri, kita kan dapat hasil valid. Karena saya menduga, kedua kontainer itu belum tentu terpapar seperti yang disampaikan otoritas AS. Kalau tidak diuji oleh kita, penilaian AS tersebut bisa jadi dibenarkan oleh negara lain," ujar Saleh kepada wartawan, Jumat (14/11/2025).

Dia mengatakan hasil uji harus disampaikan kepada publik. Menurutnya, hal tersebut penting untuk menjaga nama baik produk Indonesia di mata dunia.

"Kalau nanti hasil pengujian kita berbeda, ya kita harus menyampaikan juga ke publik. Kita kan harus berani menyampaikan bahwa produk tersebut bebas kontaminasi Cs-137. Ini penting untuk menjaga nama baik produk Indonesia di mata dunia," tuturnya.

Dia mengatakan pemerintah juga harus bersikap jika hasil uji lab menunjukkan produk tersebut benar-benar tercemar zat radioaktif. Dia mengatakan pemerintah harus segera melakukan dekontaminasi.

"Namun, andaikata benar terpapar, pemerintah harus melakukan langkah lain. Termasuk melakukan dekontaminasi di perusahaan produsen produk tersebut," ujarnya.

"Semua karyawan yang bekerja di sana perlu mendapatkan sosialisasi. Bagaimana dan apa yang harus dilakukan agar kasus kontaminasi Cs-137 itu tidak meluas. Selain itu, perlu tambahan pengetahuan agar mereka terhindar dari efek negatif radiasi tersebut," sambungnya.

Dia menilai pemerintah serius menangani persoalan radiasi. Dia meyakini Presiden Prabowo Subianto memberi perhatian penuh terhadap persoalan tersebut.

"Saya melihat pemerintah serius menangani masalah ini. Itulah sebabnya dibentuk satgas Cs-137. Tugasnya menangani masalah ini sampai tuntas. Kalau ada satgas, berarti sudah menjadi perhatian penuh. Presiden pasti mengikuti penanganannya secara reguler. Laporan dari lapangan akan menjadi bahan referensi untuk mengambil kebijakan yang diperlukan," ujarnya.

Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 mengungkap kronologi alas kaki buatan Indonesia terindikasi terpapar radioaktif Cs-137. Indikasi tersebut bersamaan dengan kasus udang dan cengkih yang juga terkontaminasi radiasi yang sama.

Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, mengatakan produsen alas kaki tersebut berinisial NM, yang berlokasi dekat dengan kawasan industri Cikande. Jaraknya dari kawasan tersebut sekitar 5 kilometer.

"Sebetulnya itu sudah agak lama terjadi, tapi memang laporan resminya baru kita terima, dan memang selama ini kita harus akui, fokus kami adalah untuk penanganan soal udang dan spices (rempah). Baru kami mendapatkan laporan mengenai footwear. Itu sebetulnya kejadian itu hampir sama (dengan udang dan cengkih). Pabrik footwear-nya itu lokasinya memang di Cikande walaupun tidak di dalam industrial estate. Itu kelihatannya kira-kira bulan Mei," ungkap dia dalam konferensi pers di Kemenko Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Rabu (12/11).

Untuk diketahui, kawasan industri Cikande sempat berstatus terpapar radioaktif karena sumber radiasi berasal dari scrap metal milik perusahaan PT Peter Metal Technology (PMT). Dari perusahaan itu pula radiasi yang terjadi pada udang dan cengkih.

PT PMT, yang sudah tidak beroperasi, diketahui sebelumnya menggunakan scrap metal sebagai salah satu bahan untuk pengolahan smelting. Scrap metal itulah yang diduga keras oleh pemerintah telah terkontaminasi Cs-137.(*)

Halaman :

Terkini