Gaya Hidup Sehat Jadi Kunci Pencegahan Kanker, YKI Riau Ajak Masyarakat Waspada Sejak Dini

Kamis, 13 November 2025 | 17:15:27 WIB

Pekanbaru, sorotkabar.com — Seminar bertema “Optimalisasi Kebiasaan Hidup Sehat untuk Mencegah Kanker” digelar di Gedung Wanita Provinsi Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Kamis (13/11/2025). 

Kegiatan ini menghadirkan pakar onkologi dan tokoh kesehatan Riau guna meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya pencegahan kanker melalui pola hidup sehat dan deteksi dini.

Acara dibuka secara resmi oleh Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Zulkifli Syukur, MA, MSi, mewakili Gubernur Riau. Dalam sambutannya, Zulkifli menegaskan bahwa pencegahan kanker menjadi bagian penting dalam pembangunan kesehatan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup di Provinsi Riau.

Menurutnya, sektor kesehatan merupakan fondasi pembangunan manusia. Karena itu, pendekatan promotif dan preventif menjadi kunci menekan angka penyakit tidak menular seperti kanker. “Perubahan paradigma dari mengobati menjadi menjaga kesehatan perlu diperkuat melalui kolaborasi lintas sektor,” ujarnya.

Asisten I Setdaprov Riau, Zulkifli Syukur, menutup sambutannya dengan menegaskan komitmen pemerintah daerah membangun Riau sehat. “Pemerintah fokus memperkuat layanan kesehatan primer, penyediaan tenaga spesialis, serta promosi hidup sehat melalui seluruh lapisan masyarakat,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa program pembangunan kesehatan di Riau diarahkan meningkatkan angka harapan hidup dan indeks kualitas kesehatan, sekaligus menekan beban penyakit menular dan tidak menular, termasuk kanker. “Pencegahan adalah investasi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Ketua Panitia, dr. Muhammad, Sp.B(K)Onk., dalam laporannya menyampaikan bahwa seminar ini diharapkan mampu memperluas wawasan peserta tentang pola hidup sehat serta pentingnya mendeteksi kanker sejak dini. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para mitra, narasumber, dan komunitas yang mendukung penyelenggaraan acara.

“Pengetahuan adalah langkah awal untuk mencegah penyakit. Kanker merupakan penyakit dengan karakter kompleks, membutuhkan biaya besar, dan penanganan jangka panjang. Karena itu, edukasi seperti ini sangat penting bagi masyarakat,” jelas dr. Muhammad.

Ia menambahkan, komunitas Loving — kumpulan para penyintas kanker — turut berperan aktif menjadi garda terdepan dalam menyebarkan informasi dan semangat hidup sehat. Komunitas tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Riau, Dr. dr. Elmi Ridar, Sp.A(K), dalam sambutannya menegaskan bahwa kanker termasuk penyakit yang sulit, mahal, dan memerlukan dukungan psiko-sosial dalam proses penyembuhan. Menurutnya, kesadaran masyarakat terhadap gejala dan deteksi dini masih perlu ditingkatkan.

“YKI Riau terus aktif menjalankan program sosialisasi di sekolah dan lembaga masyarakat. Kami sudah melakukan kunjungan ke 12 kabupaten/kota untuk kegiatan deteksi dini kanker serviks serta edukasi tentang gerakan ‘sadari’,” ujar Elmi Ridar.

Ia berharap pasien kanker di Riau semakin mudah mendapatkan akses pengobatan tanpa hambatan antrean dokter maupun fasilitas. “Kita ingin masyarakat bisa menentukan tempat pengobatan yang tepat dengan cepat dan nyaman,” tambahnya.

Seminar diisi dua narasumber ahli, yaitu dr. Sinta C. Maulanisa, Sp.B(K)Onk., dan dr. Renardy Reza Razali, Sp.OG, Subsp. Onk. Keduanya memberikan paparan edukatif berdasarkan penelitian dan pengalaman klinis mengenai deteksi dini serta pencegahan kanker pada wanita.

Dalam paparannya bertajuk “Nofear, Just Care: Hidup Sehat, Cegah Kanker Payudara”, dr. Sinta menyampaikan bahwa satu dari delapan perempuan berisiko terkena kanker payudara, dengan angka kematian rata-rata 17 per 100.000 penduduk. “Deteksi dini adalah perlindungan terbaik. Pemeriksaan rutin sangat penting agar kanker dapat ditangani sejak tahap awal,” jelasnya.

dr. Sinta juga menyoroti masih adanya stigma negatif terhadap penyakit kanker payudara yang membuat pasien enggan memeriksakan diri. “Ke dokter segera jika menemukan benjolan atau memiliki riwayat keluarga. Jangan menunggu sampai terlambat,” imbaunya.

Sementara itu, dr. Renardy Reza Razali, Sp.OG, Subsp. Onk., membawakan tema “Optimalisasi Kebiasaan Hidup Sehat dalam Mencegah Kanker Ginekologi”. Menurutnya, sekitar 30–50 persen kasus kanker dapat dicegah dengan perubahan pola hidup yang baik, termasuk tidak merokok, menghindari alkohol, memperbanyak aktivitas fisik, dan mengurangi stres.

“Faktor genetik hanya menyumbang sekitar 10 persen kasus kanker. Sisanya lebih banyak disebabkan perilaku dan gaya hidup,” terangnya. Ia menekankan pentingnya vaksinasi HPV dan pemeriksaan Pap smear secara berkala untuk mencegah kanker serviks dan mendeteksi dini penyakit reproduksi wanita.

dr. Renardy juga menjelaskan bahwa kanker ovarium sering berkembang tanpa gejala awal yang jelas. Namun rasa kembung, nyeri di perut bawah, atau perubahan kebiasaan buang air bisa menjadi tanda awal yang perlu diwaspadai.

Menurutnya, tantangan dalam penanganan kanker di Indonesia masih tinggi, terutama karena banyak masyarakat merasa malu memeriksakan organ reproduksi. “Perlu kerja sama antara masyarakat, tenaga medis, dan pemerintah agar target Kemenkes 2030 untuk 90 persen vaksinasi HPV bisa tercapai,” katanya.

Ia menegaskan bahwa edukasi publik dan kesadaran deteksi dini adalah strategi paling efektif untuk menekan angka kematian akibat kanker. Seminar seperti yang dilaksanakan hari ini menjadi sarana penting membangun budaya sadar kesehatan di kalangan masyarakat.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif dan pembagian brosur informasi deteksi dini kanker. Para peserta menyambut positif kegiatan ini karena memberikan pemahaman praktis dan motivasi untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga.

Melalui seminar ini, diharapkan masyarakat Riau semakin sadar akan pentingnya pola hidup sehat, pemeriksaan rutin, serta dukungan terhadap program pencegahan kanker. Semangat kolaboratif antara pemerintah, tenaga medis, komunitas penyintas, dan masyarakat menjadi modal utama menuju Riau yang sehat dan bebas kanker.(Raf)

Terkini