Nunukan, sorotkabar.com - Di tengah semarak Festival Literasi dan Iklim yang digelar pekan lalu di Jakarta, praktik baik dari wilayah perbatasan Indonesia menarik perhatian publik.
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Patok Dua (PADU) dari Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, secara daring menunjukkan peran nyata dalam menghadapi tantangan literasi, perubahan iklim, serta menurunkan angka Anak Tidak Sekolah (ATS).
“Kami sangat senang bisa berbagi praktik baik dalam kegiatan pekan lalu. Kami ingin menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, salah satunya melalui Taman Bacaan Masyarakat. Ketika warga terlibat aktif, bukan hanya buku yang dibaca, tetapi harapan yang ditumbuhkan,” terang Amran, salah satu pengelola TBM PADU di Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (27/9).
TBM PADU berdiri pada 2 Mei 2022 di Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, sebagai ruang belajar alternatif yang inklusif.
TBM ini merupakan hasil tindak lanjut pelatihan fasilitator pemanfaatan buku bacaan oleh Yayasan Litara Bandung, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), kemitraan pendidikan antara pemerintah Australia dan Indonesia.(*)