Ranjau Meledak di Perbatasan, Thailand Tuding Kamboja Langgar Komitmen

Ranjau Meledak di Perbatasan, Thailand Tuding Kamboja Langgar Komitmen
Tentara Kerajaan Thailand sedang memeriksa daerah perbatasan di Provinsi Ubon Ratchathani, Minggu, 20 Juli 2025.

Bangkok,sorotkabar.com — Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau antipersonel PMN-2 di wilayah perbatasan yang disengketakan hingga melukai empat tentaranya. Namun, pemerintah Kamboja membantah tuduhan tersebut.

Dalam pernyataan resmi Daerah Militer ke-2 Angkatan Darat Thailand, insiden terjadi pada Rabu (27/8/2025) pukul 15.45 waktu setempat, saat patroli di dekat Kuil Ta Kwai, Distrik Phanom Dong Rak, Provinsi Surin. Seorang tentara menginjak ranjau dan mengalami luka parah pada bagian kaki, sementara tiga lainnya menderita luka ringan.

Militer Thailand menegaskan, tindakan ini menunjukkan pelanggaran Kamboja terhadap komitmen gencatan senjata yang telah disepakati dalam pertemuan Komite Perbatasan Bersama (GBC) dan Komite Perbatasan Regional (RBC).

Sebelumnya, pasukan Thailand mengklaim telah dua kali menemukan upaya penanaman ranjau PMN-2 oleh Kamboja. Pada 21 Agustus 2025, sebuah ranjau ditemukan di antara pagar kawat berduri. Keesokan harinya, tiga ranjau dilemparkan melewati pagar ke area yang diklaim sebagai wilayah Thailand.

Bangkok juga menuding Phnom Penh melanggar Konvensi Ottawa, perjanjian internasional yang melarang penggunaan, penyimpanan, produksi, dan transfer ranjau antipersonel. Thailand dan Kamboja sama-sama menjadi pihak dalam konvensi tersebut.

“Ranjau PMN-2 yang ditemukan merupakan buatan baru, bukan sisa lama. Itu bukti pelanggaran gencatan senjata,” tegas juru bicara militer Thailand, Winthai Suwaree.

Namun, Otoritas Aksi Ranjau Kamboja (CMAA) membantah tuduhan tersebut. Mereka menyatakan ledakan berasal dari ranjau sisa konflik masa lalu, bukan yang baru ditanam.

“Tuduhan tersebut tidak didukung investigasi yang jelas dan bukti kredibel. Kamboja tetap berkomitmen pada gencatan senjata serta kewajiban Konvensi Ottawa sejak 2000,” kata CMAA dalam pernyataannya.

Ketegangan di perbatasan Thailand–Kamboja kembali memanas sejak 24 Juli lalu. Bentrokan bersenjata yang pecah menjadi konflik paling serius dalam satu dekade terakhir, menewaskan sedikitnya 43 orang dari kedua pihak.

Meski gencatan senjata telah dicapai pada 28 Juli, kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran. Thailand menilai insiden ranjau terbaru menjadi hambatan besar bagi upaya mewujudkan perdamaian di wilayah perbatasan.(*)

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index