Jakarta,sorotkabar.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memandang sisi positif dari penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). Indonesia yang dikenakan tarif 19% memiliki peluang untuk meningkatkan ekspor khususnya ke negeri Paman Sam tersebut.
Ia menjelaskan, tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump, masih memiliki sisi cukup positif terutama bagi ekspor Indonesia. Hal itu mengingat nilai ekspor Indonesia masih rendah ke AS dan tarif resiprokal bagi Indonesia lebih rendah dibandingkan negara dengan produk serupa.
Sebagai contoh, pada produk listrik dan suku cadang terlihat bahwa ekspor Indonesia sebesar US$ 4,83 miliar ke AS. Nilai ekspor listrik ke AS tersebut masih sangat rendah dibandingkan negara-negara dengan mayoritas tarif resiprokal lebih tinggi seperti China US$ 127 miliar dan Vietnam US$42,57 miliar.
"Negara dengan nilai ekspor listrik di atas Indonesia dikenakan tarif impor masuk, ada yang sama, ada yang sedikit lebih rendah, tetapi banyak yang cukup tinggi daripada Indonesia. Jadi sebenarnya ini ruang untuk meningkatkan ekspor kita untuk barang-barang listrik ini beserta suku cadangnya," ungkap Mahendra dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Juli 2025, Senin (4/8/2025).
Lebih lanjut, Mahendra menambahkan, ekspor produk alas kaki Indonesia ke AS masih sedikit daripada China dan Vietnam. Ekspor Indonesia untuk produk apparel, furniture, karet, minyak nabati juga masih rendah ke AS.
Mahendra menuturkan, OJK di bawah koordinasi Pemerintah Indonesia siap mendukung upaya meningkatkan daya saing ekspor tersebut. Secara khusus, OJK sedang melakukan pendalaman mengenai pembiayaan untuk dimanfaatkan oleh para eksportir.
"Di tengah-tengah kondisi destruktif soal tarif, kita upayakan ekspor meningkat utamanya memperbaiki dan memperkuat iklim berusaha dan investasi di Indonesia," pungkasnya.(*)