Jakarta,sorotkabar.com – Pemerintah bersiap meluncurkan program besar-besaran layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi pelajar di seluruh Indonesia mulai Senin (4/8/2025). Program yang merupakan janji Presiden Prabowo Subianto saat kampanye ini menargetkan 58 juta siswa dari lebih 280 ribu sekolah, termasuk madrasah, pesantren, dan sekolah luar biasa.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pemeriksaan akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan hingga Desember 2025. Dua jalur pelaksanaan disiapkan, yakni pemeriksaan langsung di sekolah atau melalui fasilitas puskesmas, tergantung kesiapan daerah masing-masing.
“Setiap kelompok usia mendapat skrining sesuai kebutuhannya. Untuk siswa SD misalnya, akan ada 13 jenis pemeriksaan, termasuk gigi, mata, telinga, tekanan darah, gula darah, hingga kesehatan jiwa,” ujar Budi.
Pada tingkat SMP dan SMA, jenis pemeriksaan bertambah, termasuk skrining HPV untuk siswa perempuan dan talasemia. Pemeriksaan ini tak hanya menyasar kondisi fisik, tapi juga psikis siswa, sebagai upaya membangun ekosistem sekolah yang sehat.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, memastikan program ini sudah disosialisasikan ke sekolah-sekolah dan akan dimulai setelah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berakhir.
Di sisi lain, Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, mengingatkan agar program ini tidak berhenti di tahap pendeteksian. “Skrining itu penting, tapi harus ada tindak lanjut yang jelas,” katanya. Ia juga mendorong agar tenaga kesehatan, terutama di daerah, dibekali pelatihan terkait kesehatan jiwa.
Edy menilai bahwa aspek psikologis harus menjadi fokus utama, mengingat masih maraknya perundungan dan tekanan mental di lingkungan sekolah.
“Kalau bisa diintervensi sejak awal, maka kita menyelamatkan masa depan anak-anak,” ujarnya.
Hasil skrining nantinya akan digunakan sebagai dasar program penguatan layanan kesehatan di sekolah, yang disusun bersama antara pihak sekolah dan puskesmas. Program ini menjadi momentum penting untuk menata ulang layanan kesehatan anak sejak dini, bukan hanya untuk pengobatan, tetapi untuk pencegahan jangka panjang.(*)